CITY GUIDE FM, IDJEN TALK – Ada sejumlah alasan mengapa calon pemilih memilih untuk golput saat pemungutan suara. Bisa karena kecewa dengan pasangan calon atau juga tidak begitu mengenal rekam jejak politiknya.
Dalam Idjen Talk bertajuk “Katakan Tidak untuk Golput”, Anggota KPU Kota Malang Divisi Hukum dan Pengawasan Izzudin Fuad Fathony mengatakan telah menggelar sosialisasi yang menyasar kampus dan sekolah. Salah satunya terlihat dalam program sosialisasi Goes to School dan Goes to Pesantren.
“Dalam sosialisasi ini, generasi Z ini kami berikan pemahaman, untuk memastikan apakah sudah masuk ke Daftar Pemilihan Tetap atau DPT. Cukup menggunakan handphone pribadi,” kata Izzudin.
Baca juga :
Dia menambahkan kelompok Gen Z menjadi pemilih dengan prosentase 21,79 persen. Sedangkan generasi Milenial sebesar 32,51 persen.
Sementara itu, Ketua Prodi Magister Ilmu Komunikasi FISIP UB Maulina Pia Wulandari mengatakan kesadaran berpolitik generasi Z masih kurang. Menurutnya hal ini salah satunya karena mereka tidak mengenal dan tidak paham program yang diusung kandidat.
“Belajar dari negara yang lebih dulu maju seperti Amerika Serikat. Ketika pemilihan Presiden Donald Trump, justru Gen Z penyumbang terbesar golput mencapai 43 persen. Hal ini karena mereka tidak paham dengan kandidat yang maju,” jelas Pia.
Menurutnya, ini saatnya Indonesia mencari tahu apa yang menjadi faktor Gen Z memilih untuk golput. Bisa jadi kemungkinan adanya pemahaman pada kaum Gen Z, mereka akan golput jika para kandidat tidak akan ber-impact apapun terhadap mereka. (WL)
Editor : Intan Refa
Simak juga tema Idjen Talk lain :
