CITY GUIDE FM – Kerokan menjadi alternatif yang lazim diterapkan masyarakat ketika masuk angin. Memang, kerokan memberikan dampak positif bagi kesehatan, seperti memperlancar peredaran darah karena suhu tubuh memanas akibat gosokan koin. Namun jika terlalu sering, justru kerokan bisa menimbulkan bahaya, sebagai berikut :
Iritasi dan Infeksi Kulit
Ketika terus menggesek koin ke kulit, maka lama-kelamaan lapisan kulit akan terkikis. Selain itu, tidak sedikit kejadian yang berujung pendarahan kecil. Bahkan kulit menjadi biru atau ungu karena pecahnya kapiler darah yang berukuran lebih besar.
Tidak hanya itu, alergi juga bisa timbul akibat penggunaan logam atau alat kerokan. Kondisi ini bisa berbeda-beda pada tiap orang, mulai dari kemunculan bintik-bintik merah hingga infeksi dan luka yang lebih serius.
Baca juga :
Pori-pori Melebar
Selain menginfeksi kulit, gesekan koin juga bisa menyebabkan terkikisnya kulit dan melebarnya pori-pori. Akibatnya kuman, virus, atau bakteri rentan masuk ke dalam tubuh dan melemahkan sistem imun.
Masuk Angin Semakin Parah
Kerokan bisa membuat angin keluar dari tubuh dan membuat kondisi lebih bugar dari sebelumnya. Namun, jika kamu mengalami masuk angin lagi, gejalanya menjadi semakin parah karena terlalu sering kerokan yang melukai pembuluh darah.
Bayi Lahir Prematur
Untuk ibu hamil, efek inflamasi dari kerokan mengakibatkan produksi hormon sitokin meningkat. Hormon ini mampu mempercepat proses kehamilan sehingga memicu kelahiran bayi prematur.
Stroke
Bahaya terlalu sering kerokan selanjutnya ialah peningkatan risiko terserang stroke. Hal ini disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah akibat terus meneru mengerok kulit. Pecahnya pembuluh bisa memicu penurunan pasokan darah ke otak hingga akhirnya berujung stroke.
Itulah sejumlah bahaya menjadikan kerokan sebagai pilihan pertama untuk memerangi masuk angin. Sebaiknya, cukup atasi dengan konsumsi hidangan hangat dan penuhi kebutuhan cairan serta istirahat. Meski membuat tubuh nyaman karena peningkatan sirkulasi darah, sebetulnya kerokan hanya menimbulkan peradangan.
Penulis : Faydina Rizki (magang)
Editor : Intan Refa
