Budaya dan PariwisataNews

Ini Rangkaian Sembahyang Imlek di Kelenteng Eng An Kiong

suasana Kelenteng Eng An Kiong Kota Malang selama perayaan Tahun Baru Imlek 2575 Kongzili (foto : Intan Refa)
suasana Kelenteng Eng An Kiong Kota Malang selama perayaan Tahun Baru Imlek 2575 Kongzili (foto : Intan Refa)

CITY GUIDE FM, KOTA MALANG – Kelenteng Eng An Kiong sejak Sabtu (10/2) pagi sudah dipadati umat yang akan beribadah pada perayaan Tahun Baru Imlek 2575 Kongzili. Mereka yang rata-rata berpakaian serba merah ini, tampak khidmat saat memanjatkan doa dengan memegang Hio. Sedikitnya ada sekitar 200 orang yang hadir menjalani ibadah dan meminta keselamatan untuk keluarga.

Pada seminggu sebelumnya, pengurus kelenteng juga sudah melakukan serangkaian ritual menjelang perayaan Imlek. Mulai dari ritual Tiam Barongsai dan Kimsin. Pada ritual Tiam Barongsai, pengurus Kelenteng mendatangkan dua barongsai baru.

Kemudian ritual Kimsin yang berlangsung yang merupakan ritual pembersihan diri umat Konghucu yang ditandai dengan pengecatan bangunan dan penyucian patung-patung dewa dewi.

Humas Kelenteng Eng An Kiong Kota Malang Chong Nguk Choi atau Luluk Indraningsih menjelaskan pada Sabtu (3/2) lalu, mereka melakukan sembahyang Song Sen. Ibadah ini memiliki makna menghantarkan Shenming (dewa) menghadap Tian Gong (tuhan) untuk mengabarkan perbuatan baik umat.

“Sekarang, kita menyambut Chao Cun Kung (sebutan shenming atau Dewa Penjaga Dapur) yang turun lagi ke bumi. Mereka menempati lagi tempatnya masing-masing. Sembahyangnya namanya Sin Cia (bulan pertama/baru),” kata Luluk.

Setelahnya, ada ibadah King Thi Kong selama 15 hari, di mana umat bersembahyang kepada Tuhan. Barulah kemudian Cap Go Meh yang bermakna malam kelima belas, yang menjadi penutup rangkaian acara Tahun Baru Imlek.

“Maknanya kita punya tantangan baru dan harapan baru. Kita ya mawas diri, menjaga diri apalagi masa politik ini kita harus tenang,” lanjutnya.

Ternyata, warga sekitar pun ikut antusias menyaksikan prosesi ibadah Imlek ini. Apalagi begitu banyak ornamen-ornamen klasik berupa lampion dan aneka lilin bergambar naga yang beragam ukuran. Mulai yang berukuran kecil hingga yang setinggi 2-3 meter.

“Lilin besar ini melambangkan penerangan dengan cara berbagi kepada sesama maupun keluarga,” pungkasnya.

Reporter : Intan Refa

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Back to top button

Radio


x