CITY GUIDE FM, IDJEN TALK – Kabar mengejutkan datang dari dunia medis, di mana seorang laki-laki berhasil menjadi dokter gadungan dan praktik di sejumlah fasilitas kesehatan. Kejadian ini tentu membuat masyakarat khawatir, kok bisa pihak rumah sakit kebobolan?
Dalam Idjen Talk bertajuk “Geger Dokter Rumah Sakit Gadungan, Ga Bahaya Ta?”, Anggota Biro Hukum Pembinaan dan Pembelaan Anggota (BHP2A) IDI jatim dr Nabil Bahasuan mengatakan harus ada tes Minnesota Multiphasic Personality Inventory (MMPI) untuk pelamar.
Pendeknya, ini untuk mengantisipasi dan mencegah masuknya dokter gadungan lagi ke depannya. Dengan tes MMPI, pihak rumah sakit bisa mengetahui kondisi psikologi pelamar.
Baca juga :
“Karena tes ini untuk mengukur kepribadian, termasuk kecenderungan psikologis dan emosi seseorang. Rumah sakit juga harus menyediakan dokter berpengalaman untuk menginterview pelamar yang bisa mengukur kompetensi calon dokter,” kata Nabil.
Sementara itu, Direktur RSU Brimedika Malang dr Taufiq Hidayat mengatakan untuk mencegah masuknya dokter gadungan adalah dengan melakukan kredensial ulang atau pengecekan ulang setiap dokter. Hal ini juga untuk mengetahui apakah dokter memiliki kompetensi tambahan.
“Untuk rumah sakit yang sudah lulus akreditasi, proses penerimaan seharusnya dilakukan di lembaga rumah sakit. Termasuk mengecek seluruh administrasi dokumen,” kata Taufiq.
Ini sesuai dengan UU nomor 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan. Dalam UU itu, ada sanksi bagi oknum yang praktik tanpa SIP, berupa penjara paling lama 5 tahun atau pidana denda paling banyak Rp 500 juta. (AN)
Editor : Intan Refa
Simak juga tema Idjen Talk lain :
