Fenomena Rojali dan Rohana: Konsumen Kritis Mengikis Bisnis?

CITY GUIDE FM, IDJEN TALK – Belakangan muncul fenomena Rombongan Jarang Beli alias Rojali dan Rombongan Hanya Nanya alias Rohana. Biasanya mereka berkeliling di pusat perbelanjaan atau mall.
Ketua APPBI Malang Suwanto melihat fenomena bukanlah sesuatu yang baru, tapi memang sudah lama ada. Hanya saja istilahnya dulu adalah window shopping.
“Memang sekarang ini uang yang dibelanjakan masyarakat tidak sebanyak dulu per orangnya. Hal itu bisa dilihat ketika sempat ada acara Program Belanja Tahunan di Kota Malang. Untuk Tahun ini per orang hanya menghabiskan Rp100 ribu sampai Rp150 ribu untuk belanja. Kalau dulu bisa sampai 200 ribu,” jelas Suwanto.
Sedangkan, Dosen Fakultas Ekonomi Universitas PGRI Kanjuruhan Malang Candra Wahyu Hidayat memandang, ROJALI dan ROHANA ini sebagai bagian dari perilaku konsumen yang bersifat dinamis. Fenomena ini bisa jadi sementara. Ketika kondisi perekonomian sudah sangat baik, maka akan banyak masyarakat yang akan belanja.
“Konsumen zaman sekarang itu lebih cerdas. Mereka aktif dalam mencari tahu kebutuhannya dengan membandingkan satu tempat dengan tempat lain. Ditambah lagi, era digital ini juga banyak konsumen yang memilih belanja online,” kata Candra.
Di sisi lain, Dosen Sosiologi Universitas Muhammadiyah Malang Aan Sugiharto mengatakan fenomena ROJALI dan ROHANA adalah sebuah realita yang tidak perlu dikhawatirkan. Mengingat beberapa tempat belanja sekelas minimarket sampai warung masih ramai karena mampu memenuhi kebutuhan masyarakat.
“Konsumen itu juga akan beradaptasi dengan keuangan dan kebutuhannya. Begitupun pelaku usaha, pasti akan beradaptasi dengan kondisi pasar yang ada,” jelasnya.(WL)
Editor : Intan Refa