BMKG Minta Disparta Kota Batu Perketat SOP Wisata Ekstrem dan Cek Cuaca Berkala

CITY GUIDE FM, KOTA BATU – Menjelang libur Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru), BMKG Stasiun Klimatologi Jawa Timur memberikan atensi khusus kepada dinas pariwisata dan pelaku industri wisata ekstrem di Kota Batu. Potensi cuaca ekstrem akibat bibit siklon 93S menuntut kewaspadaan tinggi. Terutama bagi wahana wisata luar ruang (outdoor).
Prakirawan BMKG Andang Kurniawan menegaskan bahwa cuaca di Kota Batu saat ini sangat dinamis. Ia menyarankan Dinas Pariwisata Kota Batu untuk mewajibkan operator wisata ekstrem, seperti paralayang (paragliding) dan arung jeram (rafting) untuk memantau data cuaca secara real time.
“Cuaca itu mudah berubah. Prinsipnya semakin dekat waktu prediksi, semakin akurat. Untuk kegiatan berisiko tinggi seperti paralayang, wajib cek informasi cuaca setidaknya 10 menit sebelum terbang atau berangkat,” ujar Andang.
Selain faktor alam, pihaknya juga menyoroti bahaya aktivitas manusia yang dapat mengganggu keselamatan, yakni penerbangan balon udara. Andang mengingatkan bahwa balon udara sangat sulit terlacak dan berpotensi membahayakan instalasi listrik hingga penerbangan.
“Kami imbau dinas pariwisata dan kepolisian untuk melarang mainan ‘banaspati’ atau balon udara ini. Kejadian terakhir di Kota Batu, balon nyangkut di listrik. Jika jatuh dan menyebabkan masalah, pelakunya sulit dicari, namun dampaknya besar,” tegasnya.
Tak berhenti sampai di situ, Andang juga memberikan peringatan terkait asuransi keselamatan bagi wisatawan. Banyak asuransi jiwa yang tidak menanggung kecelakaan akibat olahraga ekstrem jika dilakukan tanpa mengindahkan peringatan cuaca.
“Jangan mentang-mentang punya asuransi jiwa lalu nekat main paralayang atau arung jeram saat cuaca buruk. Kalau ada apa-apa, itu seringkali tidak di-cover. Maka, gunakanlah informasi radar dan satelit BMKG sebagai panduan utama keselamatan,” pungkasnya.
Reporter: Asrur Rodzi
Editor: Intan Refa



