BMKG Jatim: Pusaran Angin di Dau Akibat Awan Cumulonimbus

CITY GUIDE FM, KABUPATEN MALANG – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Jawa Timur memastikan fenomena angin yang terjadi di Desa Sumbersekar Kecamatan Dau pada Minggu sore kemarin (2/11/2025), merupakan dampak pertumbuhan awan Cumulonimbus (Cb) yang cukup kuat. Fenomena itu menimbulkan pusaran angin mirip puting beliung sebagaimana yang sempat terekam oleh warga.
Prakirawan BMKG Jawa Timur Ahmad Luthfi menjelaskan bahwa kemunculan pusaran angin tersebut terjadi karena perbedaan tekanan udara antara permukaan daratan dan awan yang sangat ekstrem. Kondisi ini juga diperkuat oleh adanya turbulensi udara, sehingga membentuk pusaran angin yang terlihat jelas dari permukaan.
“Fenomena itu disebabkan oleh awan Cumulonimbus yang cukup intens. Dampak paling ekstrem biasanya berupa angin kencang, kadang juga beserta petir. Angin berputar ini terjadi karena adanya perbedaan tekanan dan tarikan udara dari bawah ke atas,” terang Luthfi.
BMKG memperkirakan kecepatan angin pada kejadian itu mencapai lebih dari 45 km/jam, berdasarkan analisis terhadap dampak kerusakan di lapangan. Kata Luthfi, kejadian serupa pernah tercatat di Singosari dan Karangploso. Seorang warga yang enggan disebut namanya mengaku menyaksikan langsung peristiwa itu saat sedang mengambil rumput di lapangan rest area Sumbersekar.
“Saat itu saya kira sedang hujan, tapi yang berjatuhan bukan air, melainkan ranting dan daun. Angin terbentuk dan mulai mengarah ke barat,” ujarnya.
BMKG mengimbau masyarakat agar tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem, terutama pada masa peralihan musim seperti saat ini. Ia menyarankan untuk menghindari aktivitas di ruang terbuka ketika melihat awan gelap menggumpal atau merasakan tiupan angin yang berputar tiba-tiba.
Luthfi memperkirakan cuaca ekstrem ini masih akan berlangsung hingga 5 November mendatang. Artinya masyarakat harus waspada dengan peluang munculnya hujan intensitas lebat hingga sangat lebat beserta angin kencang atau puting beliung.
“Berdasarkan catatan kami, tidak pernah ada kejadian puting beliung yang terjadi hari ini, lalu besoknya muncul lagi di wilayah yang sama. Jadi, fenomena ini tidak bersifat berulang setiap hari. Namun bisa muncul di lokasi lain yang memiliki kondisi cuaca serupa,” lanjutnya.
Selain kejadian puting beliung fenomena curah hujan tinggi juga menyebabkan banjir dan tanah longsor di beberapa daerah di Malang Raya. Seperti yang terjadi pada Senin (3/11/2025) terjadi tanah longsor di jalur yang menghubungkan Kabupaten Malang dan Blitar via Ngantang. Lalu hari ini (4/11/225) jalur tracking Coban Talun Kota Batu juga longsor menimpa dua warung di bawahnya.
Reporter: Asrur Rodzi
Editor: Intan Refa
				



