Blues Spirit Sesi 77: Angin Politik untuk Malang Raya
Blues Spirit perlu hadir kembali, ini sesi 77 untuk ikut bertanya. Adakah kita, warga Malang Raya, terhembus mesra angin politik dari pusat kekuasaan?
Angin sejuk di tengah panasnya berbagai hal yang palsu dan tipu-tipu. Berhembus dalam bentuk abolisi, amnesti, pembatalan rekening pasif, penghentian pemberian tantiem kepada komisaris-komisaris perusahaan BUMN, dipenjarakannya terpidana yang berkeliaran bebas, menantang-nantang seperti orang paling suci, dan banyak lagi yang lain.
Termasuk yang masih sedang dipersiapkan untuk memberi atensi dan keperpihakan kepada rakyat, yang meranggas akibat gelombang politik yang menggulung-gulung pada tahun-tahun terakhir ini.
Gelombang………………. yang juga menghancurkan mahkamah keadilan.
Sekarang Presiden Prabowo berdiri di atas nilai, dengan landasan Presidential Justice.
Meniupkan wisdomnya untuk menyejuki kita, pemilik kedaulatan.
Sampai di Malang Raya, ukuran sejuknya, bahkan rasanya bisa beragam.
Tidak masalah.
Tapi jangan abai. Tafsirkan. Itulah demokrasi.
Kita menyaksikan tafsir dan respon itu.
Banyak, bahkan di grup-grup medsos.
Satu di antaranya dari grup WA “Bangkitnya Malang Kucecwara”, sebuah grup yang sangat peduli untuk Kota Malang. Dengan hembusan angin politik dari pusat itu, akan dipakai mengecek, bagaimana politik anggaran Malang 5 tahun ke depan?!
Ke mana arah kebijakan yang akan dijalankan? RPJMD-nya apa perlu dikoreksi oleh rakyat pengguna?!
Pandangan-pandangan itu didiskusikan dalam sarasehan tanggal 8 Agustus. Banyak tokoh yang dilibatkan. Bahkan mantan Pj Wali Kota Malang Iwan Kurniawan akan ikut bicara. Pak Iwan orang Sunda, birokrat asli. Tujuh bulan memimpin Kota Malang. Dia tahu celah dan tentu ada pendapat untuk bagaimana Malang lebih baik.
Karena langkahnya dulu, total untuk mengatasi yang paling urgent: banjir, parkir, pasar dan sampah. Sayangnya belum sampai hatam.
Kini saatnya berani. Menegakkan kebenaran. Saatnya mengutamakan rakyat. Bukan hanya melayani koalisi.
Imawan Mashuri
Arek Malang, Founder Arema Media Group, JTV dan beberapa media di Indonesia.