Blues Spirit Sesi 54 : Memihak Saja Pada yang Paling Amanah
Semakin dekat hari pencoblosan, semakin ingin saja cepat-cepat datang hari H itu, 14 Februari 2024. Supaya segala kegaduhannya hilang.
Kegaduhannya, bukan semangat demokrasinya. Tentu, sekarang semakin banyak yang deg-degan. Denyut jantungnya semakin kencang berdetak. Penasarannya, juga butuh segera ada jawaban.
Keadaan, terutama ekonomi, butuh segera stabil. Bergerak maju. Hajat hidup lainnya, butuh kepastian.
Maka itu, hajat penguatan demokrasi melalui pemilu ini, harus kita sambut. Jangan golput. Kita harus memilih. Itu hak demokrasi rakyat.
Yang sudah punya incaran pilihan, biasanya pemilih fanatik, teguhkan!
Tentu sampean sebagai pemilih fanatik, sudah tidak akan tergoyahkan oleh apapun. Lalu, yang tergolong pemilih rasional yaitu pemilih yang berpikir, punya data, mengkaji, membandingkan, melihat integritas dan seterusnya, dengan memperhitungkan demi kemajuan bangsa dan negara.
Kelompok ini, dari hasil survei jumlahnya maksimal hanya 10 persen. Maka, kalau sampean tergolong kelompok ini, jangan bosan melakukan amplifikasi, gaungkan pikiran-pikiran rasional itu.
Karena ekpresi sampean di ruang publik, dengan sarana medsos, bisa membuka wawasan baik untuk pemilih lain. Berikutnya, pemilih emosional yang pilihannya tertuju langsung pada keberadaan personal.
Dasarnya suka atau tidak suka. Dasar itu dibentuk oleh faktor lingkungan kolektif, keluarga, kerabat dan panutannya. Hal-hal yang trivial, remeh-temeh, yang dilakukan calon, bisa mempengaruhi, kesukaan atau ketidaksukaannya. Pemilih ini yang banyak direbut oleh calon dengan gimik dan pemberian-pemberian.
Kelompok ini adalah pemilih terbesar, lebih dari 50 persen. Pada umumnya wanita.
Kemudian pemilih mengambang, yang pragmatis. Di antaranya juga ada pemilih rasional yang masih mengolah keyakinan untuk menjatuhkan pilihan.
Di mana pun posisi kita, sebagai warga beragama, jangan lupa sandarkan pilihan itu pada Tuhan. Oleh sebab itu, turuti nurani. Karena nurani yang jernih adalah suara Tuhan. Dan berdoalah sebelum mencoblos.
Memilih pemimpin itu, sesungguhnya wajib. Semua agama tentu punya panduan memilih pemimpin. Nabi mengajarkan : kalau ada tiga orang berjalan, pilihlah salah satunya sebagai pemimpin supaya terarah dan tidak sesat.
Apalagi untuk negara sebesar dan sekaya Indonesia ini. Adapun personalnya, pilih dengan parameter : sidiq, amanah, tabligh, fathonah.
Sidiq yaitu yang benar dan jujur. Di dalamnya ada integritas.
Amanah yaitu dapat dipercaya. Terlalu besar kerusakan bangsa dan negara ini kalau pemimpinya tidak bisa dipercaya.
Tabligh yaitu mampu mengabarkan dengan tepat, yang menentramkan untuk kesejahteraan dan kemakmuran.
Dan fathonah ialah yang cerdas.
Dengan empat hal itu, maka akan tercakup kebagusan akhlak, tabiat, emosi yang ngemong, kecakapan serta kepintaran yang teruji.
Imawan Mashuri
Arek Malang, Founder Arema Media Group, JTV dan beberapa media di Indonesia.