Bertemu Dengan Pihak eks Hotel The Rayja, Warga Berkeras Tolak Pembangunan

CITY GUIDE FM, KOTA BATU – Pemilik baru eks lahan Hotel The Rayja di Desa Bulukerto bertemu dengan warga setempat pada Jumat (22/8/2025) kemarin. Pertemuan ini menjadi yang pertama kalinya pemilik lahan (diwakili dua pengacara) bertemu langsung dengan warga.
Dalam kesempatan itu, pengacara menyampaikan bahwa pemilik lahan bernama Agus berhalangan hadir. Ia mengaku menginisisi pertemuan ini sebagai ajang silaturahmi. Dalam forum tersebut, perwakilan Himpunan Penduduk Pemakai Air Minum atau HIPPAM tiga desa yakni Bumiaji, Sidomulyo, dan Bulukerto berkesempatan untuk menyampaikan pandangannya.
Mereka kompak menolak segala bentuk pembangunan di kawasan lindung Sumber Mata Air Gemulo. Juru bicara warga penerima manfaat, Aris Faudin menegaskan sikap masyarakat yang tergabung dalam Forum Masyarakat Pelindung Mata Air (FMPMA) tetap konsisten sejak awal penolakan pembangunan Hotel The Rayja pada 2014 silam.
“Dari HIPPAM dan masyarakat sesuai dengan perwakilan kami, jelas menolak aktivitas apapun di sekitar Sumber Mata Air Gemulo. Kekhawatiran kami, setiap pembangunan berpotensi mengganggu kelestarian sumber air,” jelas Aris, Sabtu (23/08/2025).
Kata Aris pertemuan itu belum ada pembahasan konkret soal rencana pembangunan, melainkan lebih banyak berisi komunikasi dengan pemerintah desa sebagai fasilitator.
“Kami mendapat undangan dengan tajuk silaturahmi, maka kami hadir. Tapi sampai sekarang sifatnya masih komunikasi biasa,” ujarnya.
Meski demikian, ia belum tahu betul siapa identitas pemilik lahan eks Hotel The Rayja itu. Pun Kepala Desa Bulukerto Suhermawan menyatakan hanya mengetahui nama Agus sebagai pemilik. Sementara pengacaranya belum memberikan keterangan resmi.
Polemik pembangunan di kawasan Sumber Gemulo bukan kali pertama terjadi. Pada 2014, ribuan warga turun ke jalan dan mendatangi DPRD Kota Batu menolak pembangunan Hotel The Rayja.
Terbaru, rencana pembangunan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) untuk dapur MBG di lahan milik Pemkot yang masih berada di kawasan Sumber Gemulo juga menuai penolakan warga. Hingga akhirnya rencana pembangunan itu batal.
Warga melalui HIPPAM tiga desa serta tokoh masyarakat mendesak agar tidak ada izin baru di kawasan Sumber Gemulo. Mengingat sumber air tersebut menjadi salah satu yang terbesar di Kota Batu. Air dari Umbul Gemulo saat ini dimanfaatkan lebih dari 19 ribu warga serta mengairi lahan pertanian di berbagai desa sekitar.
Reporter: Asrur Rodzi
Editor: Intan Refa