CITY GUIDE FM, IDJEN TALK – Pergantian generasi dari Boomer, Milenial kemudian Gen Z selalu diwarnai dengan tantangan pada tiap eranya. Belakangan ada yang menganggap bahwa Gen Z adalah generasi pilih-pilih yang membuat mereka banyak nganggur.
Fungsional Pengantar Kerja Ahli Muda Dinas Tenaga Kerja PMPTSP Kota Malang Eka Yudha Sudrajad membenarkan adanya anggapan bahwa Gen Z bermental rapuh. Tidak sedikit dari mereka yang menyerah ketika ada yang tidak sesuai dengan keinginannya di tempat kerja.
“Ada sejumlah alasan, termasuk mental yang mudah down,” kata Eka.
Di sisi lain, Eka mengatakan data BPS menunjukkan Gen Z mendominasi Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) pada rentang usia 17-23 tahun. Apalagi, menurut Yudha, tidak sedikit HRD kurang tertarik dengan Gen Z karena minim pengalaman.
Content Creator Malang, Momo menganggap berbagai permasalahan di tempat kerja pasti akan terus terjadi dan bervariasi. Tidak semua hal bisa berjalan sesuai keinginan. Sebagai representasi dari Gen Z, dia juga merasa mental yang mudah down, terutama ketika ada problem di pekerjaan. Tapi hal itu masih bisa dia atasi dengan bersikap profesional.
“Saya menggeluti dunia content creator sebagai side job, sehingga bisa mendapatkan penghasilan tambahan. Apalagi saat ini, banyak Gen Z yang rela resign untuk fokus menjadi conten creator karena terasa lebih menjanjikan dan fleksibel,” ungkapnya.
Dosen Sosiologi UMM Abdus Salam mengatakan Gen Z tumbuh seiring dengan berkembangnya digitalisasi, membuat mereka menjadikan media sosial jadi sumber literasi. Apalagi saat ini konten di media sosial cenderung singkat dan simple.
“Efek negatifnya, mereka akan terbiasa dengan hal yang instan. Ketika itu sudah terjadi, berdampak saat mereka masuk ke dunia kerja, seperti kurang sabar dan telaten, tidak mau kerja dengan job desc yang ribet. Dan tidak mau kerja kalau tidak sesuai dengan passionnya,” pungkasnya. (FARICHA UMAMI)
Editor : Intan Refa
Simak juga tema Idjen Talk lain :
