
CITY GUIDE FM, KOTA MALANG – Asosiasi Futsal Kota (AFK) Malang bakal mengevaluasi secara menyeluruh pasca insiden kericuhan yang sempat menghentikan laga final futsal PORPROV IX Jawa Timur 2025 antara Kota Malang dan Kota Surabaya.
Ketua AFK Malang Rizal Ghaniem menyesalkan lemahnya penegakan aturan dan kehadiran oknum tak berwenang di lapangan. Kendati ia telah menerima hasil kekalahan, ia tetap menegaskan pentingnya melakukan pembenahan menyeluruh. Terutama dalam kepelatihan dan kompetisi jangka panjang.
Pertandingan yang berlangsung di Graha Polinema pada Jumat (27/6/2025) lalu, sempat dihentikan secara paksa saat Malang tertinggal 2-0 dengan sisa waktu 8 menit 33 detik. Insiden kericuhan muncul di tepi lapangan dan melibatkan sejumlah pihak yang mengenakan jaket kontingen berwarna biru putih.
Rizal menegaskan bahwa sisa waktu 8 menit 33 detik itu sangat berarti. Pada cabor futsal, waktu 2 menit atau 3 menit itu sangat berpeluang besar untuk terciptanya gol. Artinya kejadian bisa berubah. Dengan kata lain, 8 menit itu adalah waktu yang sangat panjang untuk di futsal.
“Sangat merugikan sekali. Karena hasil jerih upaya kita menjadikan atlet itu berkembang sedemikian rupa hingga sampai final itu membutuhkan perjuangan yang sangat besar,” ujarnya.
Selain itu, Rizal juga menyayangkan lemahnya kepemimpinan wasit dalam laga tersebut. Ia menyebut ada tiga pelanggaran berat yang tidak diputus dengan tegas. Termasuk pelanggaran keras yang hanya mendapat kartu kuning padahal layak mendapat kartu merah.
Ia juga mempertanyakan bagaimana pihak-pihak tak berwenang bisa berada di tepi lapangan terlihat di video yang telah beredar.
“Seharusnya mereka berada di tribun, bukan di bawah. Dalam Laws of the Game (LOTG) atau aturan permainan, area lapangan hanya untuk perangkat pertandingan, kedua tim dan ballboy,” jelas Rizal.
Menurutnya, kurang kontrol ketat dari panitia pelaksana membuat pertandingan ternoda dan mencoreng semangat sportivitas. Meski kecewa waktu itu, Rizal tetap mengapresiasi kedewasaan para pemain terlihat lebih matang dari pengalaman sebelumnya di turnamen Sidoarjo.
Sebagai langkah ke depan, AFK Malang akan memperkuat struktur pembinaan futsal kota dengan menambah jumlah pelatih dari 24 menjadi 50–60 orang. Pihaknya juga merencanakan pelaksanaan Malang Futsal League (MFL) pada Agustus 2025 untuk menciptakan ekosistem kompetisi yang lebih sehat dan profesional.
“Kita akan buat lisensi kepelatihan, memperbanyak pelatih agar regenerasi berjalan,” pungkas Rizal.
Reporter : Heri Prasetyo
Editor : Intan Refa