5 Ikon Toleransi Beragama di Indonesia, Kalau Malang Apa?
CITY GUIDE FM – Selain kaya akan etnis, masyarakat Indonesia juga memiliki keragaman dalam kepercayaan dengan adanya enam agama. Sehingga hal ini menciptakan tingginya toleransi di Nusantara. Tidak hanya warga, bahkan terdapat beberapa lokasi yang menjadi ikon toleransi beragama di Indonesia, antara lain :
Masjid Agung Jami’ dan Gereja Immanuel di Malang
Terletak di sebelah barat Alun-alun Kota Malang, keduanya sudah bertetangga selama seabad lebih. Ketika umat Islam harus melaksanakan sholat Id, pihak gereja akan menunda waktu pelaksanaan kebaktian. Begitu juga dengan jemaat gereja yang membutuhkan tempat parkir, bisa menggunakan halaman depan masjid.
Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral di Jakarta
Terletak di Jalan Taman Wijaya Kusuma, Juanda, Jakarta Pusat, keduanya tidak hanya menjadi ikon toleransi beragama di Jakarta, tapi juga Indonesia. Umat Islam maupun Katolik kerap bahu-membahu ketika perayaan hari besar, seperti Natal atau sholat Id.
Baca juga :
Deretan Enam Rumah Ibadah di Surabaya
Berada di Perumahan Royal Residence, enam rumah ibadah tersebut dibangun pada 2018. Adapun keenamnya adalah Masjid Muhajirin, Kapel Santo Yustinus, GKI Wiyung, Kelenteng Ba De Miao, Vihara Budhayana, dan Pura Sakti Raden Wijaya.
Kampung Toleransi di Bandung
Di Gang Ruhana, Kelurahan Paledang, Kota Bandung terdapat tiga rumah ibadah yang berdampingan, yaitu Gereja Pantekosta, Masjid Al-Amanah, dan Vihara Giri Meta. Saat lebaran, biasanya warga muslim memberikan nasi kuning ke warga non muslim.
Selain itu, penduduk non muslim juga membantu menyumbang untuk pembangunan masjid. Bahkan pada dinding kampung, terdapat mural yang menunjukkan kerukunan umat beragama.
Pusat Peribadatan Puja Mandala di Bali
Di sini terdapat lima rumah ibadah, yakni Pura Jagatnatha, Gereja Katolik Maria Bunda Segala Bangsa, Vihara Buddha Guna, Gereja Protestan GKPB Jemaat Bukit Dua dan Masjid Agung Ibnu Batutah. Lokasi tepatnya berada di Jalan Nusa Dua, Kabupaten Badung.
Penulis : Faydina Rizki (magang)
Editor : Intan Refa