CITY GUIDE FM, BEIJING – China kembali diterpa gelombang penyakit pernapasan (pneumonia) yang menimpa anak-anak merebak ke seluruh negeri. Penyebaran penyakit yang terlihat tidak biasa ini membuat WHO mendesak China untuk memberikan informasi terkait wabah pneumonia ini untuk mencari tindakan selanjutnya.
Berikut kami rangkum fakta seputar wabah penyakit saluran pernapasan pada anak-anak di China, melansir Aljazeera :
Ribuan anak mengalami gangguan saluran pernapasan
Pada 13 November 2023 lalu, China’s National Health Commision melaporkan kenaikan kasus gangguan saluran pernapasan dalam konferensi pers. Hal ini bermula dari temuan Program for Monitoring Emerging Disease (ProMED), yang melaporkan wabah ini berkembang di Beijing dan Kota Liaoning.
“Salah satu rumah sakit besar melaporkan rata-rata setiap hari mereka menerima 1.200 pasien IGD,” kata Katrina Yu, koresponden Aljazeera dari Beijing.
WHO meminta informasi detail terkait wabah ini
Pada Rabu (15/11), WHO meminta informasi detil wabah ini. Termasuk epidemiologi dan informasi klinis seperti hasil laboratorium. Akibat gangguan yang menimpa anak-anak ini, sejumlah sekolah melaporkan tingginya ketidakhadiran siswa.
Bahkan memberhentikan kegiatan belajar seluruh setidaknya selama seminggu dan mengingatkan orangtua untuk ekstra hati-hati. Pejabat setempat juga mengkhawatirkan periode musim dingin akan memperburuk penyebaran infeksi ini.
Apa kata pakar kesehatan?
Sejumlah ahli berpendapat bahwa wabah ini kemungkinan adalah “lockdown exit wave” yang sebagaimana juga terjadi di UK. China mungkin sedang membayar ‘hutang imunitas’ selama lockdown panjang.
“Di mana hal itu menurunkan secara drastis sirkulasi penyakit pernapasan, yang membuat penurunan kekebalan pada penyakit endemik,” kata Direktur University College London’s Genetic Institute, Francois Bellaux.
Menurutnya ini bukan karena patogen baru, melainkan Mycoplasma pneumoniae yang kemungkinan menjadi sumber penyakit. Bakteri ini memiliki karakteristik menyerang anak-anak dan umumnya tidak berbahaya.
Ada kemungkinan mutasi patogen
Pejabat China menyebutkan bahwa mycoplasma adalah salah satu patogen yang menular bersama dengan Respiratory Syncytial Virus (RSV) dan SARS-Cov-2, yang menyebabkan COVID-19. Sementara, adanya patogen baru masih menjadi sebuah kemungkinan sampai ada informasi lanjutan yang muncul.
“Wabah ini juga bisa jadi karena patogen yang sudah ada dan baru saja bermutasi dengan perubahan karakteristik dan keparahan,” kata Profesor dan Peneliti Weill Cornell Medicine Qatar, Laith Abu Raddad.
Apapun skenarionya, ini harus menjadi perhatian global akan dapat menyebar ke seluruh negara cepat atau lambat.
Pemerintah China kembali lakukan perilaku hidup sehat seperti saat pandemi
Baik WHO maupun petugas medis China menyarankan masyarakat untuk memperkuat kebiasaan saat pandemi COVID-19 dulu. Seperti mencuci tangan, mengenakan masker dan menjaga jarak. Abu Raddad mencatat kasus ini hanya menyerang anak-anak, artinya orang dewasa telah memiliki imunitas patogen ini.
Sehingga menurutnya, hal ini tidak perlu dikhawatirkan menyusul ada vaksin baru telah tersedia untuk vaksin tersebut.
Editor : Intan Refa