CITY GUIDE FM – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengungkap telah melakukan operasi tangkap tangan (OTT) terhadap 11 orang pada Kamis (21/8/2025). Yang mengejutkan, salah satu di antaranya adalah Wakil Menteri Ketenagakerjaan Emanuel Ebenezer, yang juga relawan Jokowi.
Melansir Bloomberg Technoz, Wakil Ketua KPK Fitroh Rohcahyanto menjelaskan, penyidik KPK menerima informasi terkait praktik pemerasan di lingkungan Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker).
“Pemerasan terhadap perusahaan-perusahaan terkait pengurusan sertifikasi K3,” ujar Fitroh.
Atas operasi itu, penyidik KPK menyita sejumlah barang bukti yaitu berupa uang, mobil dan motor. Belum banyak informasi resmi yang muncul terkait kasus ini, baik dari KPK maupun Kemnaker.
Salah satunya seperti berapa total nilai pemerasan tersebut dan siapa saja identitas 10 orang yang tertangkap bersama Emanuel atau Noel itu. Akan tetapi, yang jelas Emanuel Ebenezer adalah pejabat pertama dari Kabinet Merah Putih yang terjerat kasus hukum.
Nama Noel mulai timbul saat ia membentuk tim relawan Jokowi dan Ma’ruf Amin pada tahun 2019. Noel membentuk tim relawan Jokowi Mania yang militan.
Setelah Jokowi memenangkan periode keduanya menjadi RI 1, Noel akhirnya menduduki kursi Komisaris Utama PT Mega Eltra (anak usaha PT Pupuk Indonesia) atas jasanya. Namun, ia menjabat hanya 9 bulan saja. Karena pada RUPS Luar Biasa pada Maret 2022 resmi mencopot Noel dari jabatannya.
Meski demikian, Noel tampaknya terus mengekor pada Jokowi. Ini terlihat pada upayanya membentuk relawan Prabowo-Gibran, setelah Jokowi secara terbuka mendukung paslon ini. Ia pun kemudian bergabung dengan Partai Gerindra dan terpilih menjadi Wamenaker.
Berdasarkan data LHKPN, Noel tercatat memiliki harta sebesar Rp17,62 miliar. Terdiri dari tanah dan bangunan senilai Rp12,14 miliar di Depok. Lalu kendaraan berupa Mitsubishi Pajero, KIA Picanto, Toyota Fortuner dan Toyota Land Cruiser, Yamaha NMax dan mesin, totalnya mencapai Rp3,3 miliar.
Noel juga memiliki harta bergerak lainnya sebesar Rp109 juta serta kas dan setara kas senilai Rp2,02 miliar.
Editor: Intan Refa
