Masyarakat Dinoyo Aktif Persiapkan Kenduri Kali Brantas
CITY GUIDE FM, KOTA MALANG – Kenduri Kali Brantas menjadi satu dari serangkaian Festival Kali Brantas Kedua, menyambut Hari Sungai Nasional pada 27 Juli mendatang. Ritual ini berlangsung di Kampung Keramik Dinoyo, pada Minggu (23/7) pukul 08.30 WIB pagi.
Uniknya, masyarakat ikut terlibat aktif dalam persiapan kegiatan Kenduri Kali Brantas ini. Ini berbeda dari tahun kemarin. Pertama, arak-arakan tumpeng menjadi pembuka ritual, berjalan dari pabrik keramik menuju ke Jalan MT Haryono menuju tepi Kali Brantas.
Uniknya, Hadrah Ortunada mengiringi arak-arakan tumpeng sambil bersholawat. Setelah melewati uwot atau jembatan bambu, semua peserta mengikuti Kenduren Kali Brantas usai umbul doa oleh Ki Supriono bersama Ki Demang, Kadisporapar dan pemuka masyarakat lainnya.
Baca juga :
Setelah itu, Ki Demang turun ke sungai hingga kedalaman dada dan meletakkan sesajen di atas batu besar tengah sungai. Sesajen itu berupa cok bakal, kembang setaman, jenang poncowarna, jenang palang dan jenang sengkala.
Lalu, lanjut rijik-rijik (bersih-bersih) Kali Brantas bersama 10 petugas DLH, masyarakat, BPBD dan tim SAR dari Komunitas 7 Lung. DLH juga memandu warga pada titik tertentu yang harus mereka bersihkan.
“Ini event sangat menarik dan kreatif, ketika Kota Malang tidak punya wisata alam. Ternyata kampung tematik di Kota Malang dengan background Kali Brantas mampu bertransformasi menjadi wisata budaya berbasis lingkungan,” terang Kadisporapar Baihaqi.
Kenduri Kali Brantas di Kampung Keramik Dinoyo adalah ungkapan rasa syukur kepada Tuhan, atas berkat sungai besar yang menjadi pusat peradaban di tanah Jawa. Sungai Brantas pernah menjadi pusat peradaban Kerajaan Kediri, Kanjuruhan, Tumapel, Singhasari dan Majapahit.
“Karenanya masyarakat harus merawat Kali Brantas agar tidak kotor. Airnya jernih dan sumber mata air terjaga. Ini harus kita bangkitkan kembali agar masyarakat ingat sejarah, peduli dan terlibat dalam pelestarian dan konservasi Kali Brantas ,” ungkap Ketua Pokdarwis Kota Malang Ki Demang.
Editor : Intan Refa