CITY GUIDE FM, IDJEN TALK – Belakangan ini, masyarakat dibuat geram dengan kenaikan tunjangan para anggota DPR di tengah sulitnya situasi ekonomi. Apalagi, fasilitas memanjakan itu tidak diiringi dengan kinerja mereka yang tak berpihak pada masyarakat.
Situasi ini pun memantik aksi demonstrasi masyarakat di Gedung DPR RI di Senayan. Ketua DPR RI Puan Maharani sempat mengatakan bahwa pintu terbuka lebar bagi para demonstran. Namun faktanya malah sebaliknya.
Melihat situasi ini, Dosen Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Brawijaya Maulina Pia Wulandari menjelaskan aksi demo itu merupakan respon atas kebijakan yang mempengaruhi perekonomian masyarakat.
“Kurang tepat ketika di tengah ekonomi yang tertekan ini, DPR malah menyatakan pengajuan tunjangan dan lain-lain. Para wakil rakyat ini harusnya menjaga komunikasi publik yang baik dan menjaga sikap. Tapi nyatanya mereka malah menari-nari seakan mencerminkan rasa tidak punya empati,” jelas Pia.
Seharusnya para pejabat publik itu paham dan taat protokol komunikasi. Bahkan ketika di ranah pribadi seperti sosial media tetap harus bisa memegang teguh tata cara komunikasi yang baik. Senada dengan Pia, Guru Besar Manajemen Universitas Merdeka Malang Prof Dr Boge Triatmanto menjelaskan di tengah ramainya wacana tambahan tunjangan untuk DPR, masyarakat justru merasa semakin kesulitan.
“Ketika ada beberapa tunjangan untuk DPR, ini tidak ada pengaruh baiknya untuk masyarakat,” jelasnya.
Bahkan meskipun data statistik BPS yang menunjukkan daya beli naik, tapi malah realitanya tidak begitu. Apalagi pengangguran juga terus meningkat. Dalam situasi ini, membuat masyarakat semakin merasa tidak memiliki rasa percaya kepada anggota dewan dan pemerintah.(WL)
Editor: Intan Refa
