Trotoar Jembatan Brantas Longsor Timpa Rumah Warga di Bawah

CITY GUIDE FM, KOTA MALANG – Trotoar Jembatan Brantas di Jalan Gatot Subroto longsor sepanjang lebih dari 20 meter, selebar 2 meter dan kedalaman 10 meter pada Minggu (23/11/2025) malam, usai hujan deras mengguyur wilayah tersebut. Akibatnya, material batu, tanah dan lumpur menimpa permukiman Kampung Tridi RT 1/RW 12 Kelurahan Kesatrian, yang memang berada di Bawah jembatan.
Hujan deras selama beberapa hari terakhir membuat aliran air di sekitar jembatan meningkat drastis. Struktur tanah yang belum kuat serta resapan air yang tidak tersalurkan dengan baik menyebabkan dinding penahan jembatan runtuh dan ambrol ke permukiman warga.
Sebelumnya, warga sekitar juga sempat melakukan penanganan secara swadaya untuk mengalihkan aliran air yang masuk ke permukiman. Namun, langkah sementara tersebut tidak cukup untuk menahan tekanan air saat intensitas hujan meningkat.
Dua dari 22 rumah yang terdampak mengalami kerusakan sedang akibat tertimbun material longsoran setinggi hampir satu meter. Salah satu warga yang terdampak, Dasuki menceritakan detik-detik kejadian.
“Setelah salat magrib, saya sedang nonton TV. Tiba-tiba ada suara bergemuruh dari atas, lalu lumpur masuk ke rumah setinggi kurang lebih satu meter. Saat itu hujan baru mulai reda,” ujarnya.

Lingkungan di depan rumah warga juga tampak penuh lumpur dan material pecahan dinding penahan jembatan. BPBD, warga, dan relawan hingga Senin ini masih membersihkan puing dan lumpur yang memenuhi halaman hingga ruang tamu rumah warga.
Sementara itu, Wali Kota Malang Wahyu Hidayat bersama Wakilnya, BPBD, Dinas DPUPRPKP, Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional (BBPJN) dan sejumlah OPD, meninjau langsung lokasi kerusakan serta rumah terdampak pada Senin (24/11/2025).
“Memang kejadian ini tidak bisa hanya dilihat dari akibatnya, tetapi dari sumber permasalahannya. Ada beberapa hal yang harus segera dibenahi,” ujar Wahyu.
Ia mengatakan bahwa kondisi tanah di sisi timur jembatan memang belum terdapat plengsengan dan masih berupa tanah mentah. Sehingga rawan tergerus saat intensitas hujan tinggi. Selain itu, resapan air dari trotoar yang menggunakan paving kemungkinan turut mempercepat erosi tanah di bawah struktur jembatan.
“Kami ingin memastikan ini tidak terulang. Perlu koordinasi lintas sektor, karena lahannya milik PT KAI dan jembatan merupakan kewenangan nasional (pemerintah pusat),” tegasnya.
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) 3.6 Provinsi Jawa Timur Reza Maulana Hermawan memastikan akan melakukan perbaikan darurat maupun permanen segera.
“Untuk penanganan permanen, kami segera pasang penahan tanah baru. Kondisinya nanti akan sama seperti sebelumnya, namun lebih diperkuat,” jelasnya.
Ia juga menambahkan bahwa struktur jembatan berada dalam kondisi aman. Kerusakan terjadi ada pada bagian oprit serta pagar pengaman yang sudah berusia puluhan tahun.
“Perawatan terakhir sudah sangat lama. Fokus kami memastikan area terdampak tidak berpotensi longsor kembali,” katanya.
Perbaikan sementara akan selesai paling cepat satu minggu dan paling lama dua minggu. Tanpa perlu menutup akses jembatan secara penuh.
Reporter: Heri Prasetyo
Editor: Intan Refa




