CITY GUIDE FM, IDJEN TALK – Rencana mengubah wajah Terminal Madyopuro menjadi Terminal Wisata sebenarnya muncul sejak tahun 2020. Kepala Bidang Angkutan Jalan Dinas Perhubungan Kota Malang Minto Raharjo menjelaskan isu ini kembali mengemuka karena banyak masukan dari sopir angkot soal ini.
“Jadi nantinya Terminal Madyopuro bukan beralihfungsi, melainkan punya nilai lebih dengan konsep Terminal Wisata. Jadi nanti angkot MM dan MK akan lebih berdaya,” kata Minto.
Minto menjelaskan, lokasi Terminal Madyopuro yang strategis dan dekat Gate Tol Madyopuro menjadi salah satu pertimbangan. Sehingga wisatawan yang masuk lewat Gate Tol Madyopuro hendak ke TNBTS bisa transit dulu di Terminal Madyopuro. Baru melanjutkan perjalanan ke Pool TNBTS.
Di sana nanti juga akan tersedia tenant UMKM dan tempat-tempat kesenian untuk jadi daya tarik tersendiri. Termasuk maksimalkan tempat wisata di sekitar Madyopuro seperti wisata religi Makam Ki Ageng Gribig.
Sekretaris Organda Malang R Purwono Tjokro mengaku sangat mendukung semua rencana pemerintah demi kesejahteraan para sopir angkot. Dia berharap pula proyek ini benar-benar serius untuk digarap.
“Jadi semua OPD saling mendukung dan menghilangkan ego sektoral dulu. Pemerintah Kota Malang perlu duduk bersama termasuk mengajak paguyuban mikrolet untuk menampung masukan untuk tujuan ini,” kata Purwono.
Pengamat Ekonomi Pariwisata Politeknik Negeri Malang Aang Afandi mengingatkan agar Pemkot Malang perlu melakukan kajian komprehensif pada gagasan ini. Sasarannya pun harus jelas, target wisatawan, termasuk rutenya.
“Kalau memang nanti wisatawan dari Tol Madyopuro harus transit di Terminal Madyopuro untuk ganti angkot menuju Bromo. Itu akan menambah beban biaya wisatawan. Sehingga perlu ada daya tarik sendiri untuk wisatawan,” kata Aang.
Saat ini bus yang berangkat menuju ke TNBTS berhenti di Gubuk Klakah. Apalagi juga ada rencana pembangunan rest area besar di Wringinanom. Hal ini juga patut menjadi perhatian Pemerintah Kota Malang. (WL)
Editor : Intan Refa
