CITY GUIDE FM, IDJEN TALK – Dokter Umum RSU Brimedika Malang dr Riza Maulida mengatakan lupus sebagai penyakit autoimun, 95 persen menyerang wanita usia di atas 20 tahun. Sisanya, 5 persen menyerang laki-laki. Hal itu disebabkan hormon estrogen meningkatkan risiko lupus.
“Gejalanya seperti demam naik turun, ruam kulit, mual muntah tanpa sebab dan ketika terkena matahari kulit akan terasa sakit dan gatal,” kata dr Riza.
Kata dr Riza ketika merasakan beberapa gejala tersebut, langsung periksakan ke profesional untuk observasi. Sebab, ada gejala tambahan juga, di antaranya hemoglobin rendah, leukosit sangat rendah, dan nyeri badan luar biasa.
Sedangkan terapinya, Odapus harus bisa mengontrol pikiran supaya tidak stres. Olahraga juga tidak boleh terlalu berat sampai kelelahan dan harus mengonsumsi vitamin D tambahan untuk proteksi kulit terhadap sinar matahari.
“Faktor lingkungan karena paparan asap rokok berlebih bisa memicu penyakit lupus, khususnya pada orang yang rentan,” lanjutnya.
Dr Riza mengatakan sering menangani anak kuliah yang sudah terkena lupus. Penyebabnya karena gaya hidup tidak sehat, pola makan buruk, termasuk konsumsi ultra proses food yang berlebihan dan jarang makan real food.
Karena penyakit lupus ini bersifat kambuhan, para Odapus harus bisa aware dengan diri sendiri agar angka harapan hidup juga tinggi. Sementara itu, salah satu Odapus, Eny Wijayanti bercerita bahwa pada awal 2014 dia mengalami nyeri sendi dan sering sakit dengan jarak waktu singkat.
“Hemoglobin rendah cukup lama. Puncaknya tahun 2017 merasakan sakit yang luar biasa dan masuk IGD dan akhirnya cek lab, terdiagnosa lupus,” kata Eny.
Setelah itu, dia harus full bed-rest selama beberapa bulan. Bahkan dia sampai terkena amnesia saat awal terdiagnosa penyakit autoimun ini. Maka, dia selalu terapi obat sampai sekarang sesuai dengan petunjuk dokter dan tidak boleh terlewat. (FARICHA UMAMI)
Editor : Intan Refa
Simak juga tema Idjen Talk lain :
