CITY GUIDE FM, IDJEN TALK – Pro kontra adanya study tour sebagai momen akhir sekolah, belakangan ini menjadi sorotan. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Malang Suwadji menyampaikan pada dasarnya pihaknya tidak mewajibkan dan tidak mengarahkan pelaksanaan study tour. Tapi ini sudah menjadi agenda kegiatan sekolah.
Walaupun begitu, berkaca pada kejadian kecelakaan bus di Subang, pelaksanaan study tour akan dievaluasi kembali. Menurutnya, kegiatan ini sebenarnya bermanfaat untuk mendorong siswa lebih aktif dan kreatif.
“Selain itu, para siswa juga mendapat tugas untuk membuat karya tulis terkait kegiatan itu,” kata Suwadji.
Baca juga :
Dengan demikian, Dinas Pendidikan Kabupaten Malang juga akan mengeluarkan surat imbauan terkait pelaksanaan studi wisata, demi keamanan dan kenyamanan peserta didik. Wakil Direktur II Pascasarjana Unisma Dr Rulam Ahmadi menambahkan studi wisata sebenarnya bukan sebuah permasalahan.
“Karena dengan itu bisa menambah wawasan peserta didik, tapi ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Seringkali yang menjadi permasalahan adalah biaya yang membebankan orang tua peserta didik dan angka kecelakaan,” kata Dr Rulam.
Di sisi lain, kegiatan ini juga sangat penting untuk menunjang kurikulum. Kepala SMPN 2 Wagir Muriadi menjelaskan perencanaan studi wisata untuk peserta didik menggunakan metode saintifik. Sebelum pelaksanaan, pihaknya melakukan pembahasan bersama orang tua agar tidak membebani dari segi ekonomi dan memastikan keamanan.
“Selama ini kami memastikan memakai kendaraan minimal berusia 5 tahun,” pungkasnya. (AN)
Editor : Intan Refa
Simak juga tema Idjen Talk lain :
