Stress Gara-gara Pilpres
CITY GUIDE FM, IDJEN TALK – Dalam Idjen Talk bertajuk “Stress Gara-gara Pilpres”, Dosen Psikologi Politik UMM Zakarija Achmat menjelaskan istilah psikologi Election Stress itu muncul pertama kali pada masa pemilu 2016 di Amerika. Menurutnya, stress karena pilpres berpotensi terjadi ketika ada orang yang menonjolkan keberpihakannya di calon tertentu.
“Apalagi hal itu ditunjukkan di sosial media kemudian ada beberapa sudut pandang lain yang merespon. Sehingga terjadi perbedaan di dalamnya dan mengarah pada kondisi tertekan atau stress,” kata Zakaria.
Masyarakat bisa saja terdiagnosis stress karena pemilu, ketika dalam kesehariannya memang dekat sekali dengan persoalan pemilu. Baik itu karena pekerjaannya atau bahkan konsumsi keseharian dalam sosial medianya.
Baca juga :
Sementara itu, Dekan FISIP UB sekaligus Dosen Magister Ilmu Komunikasi Anang Sudjoko menyampaikan media massa dan media sosial memang sangat mempengaruhi sudut pandang masyarakat. Karena banyak berita yang beredar, justru memanfaatkan moment pilpres ini untuk mengkonstruksi realitas sesuai keinginannya. Bukan lagi keinginan masyarakat.
“Bahkan ada beberapa pemberitaan yang seharusnya tidak layak, sehingga membuat ruang publik risau,” kata Anang.
Apalagi sekarang banyak berita-berita yang meninggalkan news value, sehingga masyarakat mengkonsumsi kualitas berita yang kurang baik. Serta mempengaruhi pola pandang masyarakat dalam ajang Pilpres tahun 2024.
Begitu juga dengan Relawan MAFINDO Malang Eko Widianto. Dia berupaya memberantas hoax dengan memberikan pemahaman pada masyarakat. Bahwa semua informasi yang beredar perlu cek dan ricek.
“Sekarang ini tipologi hoax bermacam-macam dan MAFINDO mengajak masyarakat mengenal itu. Bahkan kami juga menyasar generasi Z yang lebih akrab dengan media digital untuk mendistribusikan informasi,” terangnya.
Menurutnya, masyarakat seharusnya belajar dari Pilpres 2019 yang sempat terjadi polarisasi karena berita hoax. Bahkan berita hoax tahun ini juga sudah meningkat sejak bulan Januari. (WL)
Editor : Intan Refa
Simak juga tema Idjen Talk lain :