CITY GUIDE FM, IDJEN TALK – Kapolres Batu AKBP Andi Yudha Pranatha menjelaskan laka yang terjadi di wilayah Kota Batu umumnya karena faktor manusia sendiri. Seperti hilangnya kesadaran sampai kurangnya keterampilan dalam berkendara.
“Faktor kendaraan juga turut menyumbang. Perawatan berkala yang tidak secara rutin masih sering kami jumpai. Salah satunya, dari kecelakaan bus yang sampai menewaskan beberapa orang akibat rem blong,” kata AKBP Andi.
Apalagi kecelakaan itu juga akibat pengemudi tidak menguasai kontur jalan yang cenderung naik turun dan berbelok.
“Mengingat kejadian kecelakaan yang terjadi terakhir melibatkan bus di Kota Batu sehingga menewaskan banyak orang akibat kondisi rem blong. Ini menandakan manajemen keselamatan yang buruk,” kata Pakar Transportasi Universitas Widyagama Prof Aji Suradji.
Di sisi lain, perusahaan seharusnya bisa mengontrol kualitas armadanya. Sementara Dinas Perhubungan Provinsi Jatim dan kota harus memperketat pengawasannya.
Ada beberapa opsi yang bisa dilakukan seperti dengan melakukan pelebaran di beberapa titik tertentu seperti tikungan tajam dan tanjakan. Selain itu, barangkali Pemkot Batu bisa menyediakan shuttle yang mengantarkan wisatawan dan menghubungkan dari suatu titik ke titik destinasi wisata. Sehingga bisa memberikan batasan jumlah kendaraan.
Kabid Lalin Dinas Perhubungan Kota Batu Muchammad Noor menjelaskan pihaknya sudah melakukan koordinasi bersama provinsi soal rencana ke depan paling tidak ada 2 rest area untuk berhentinya bus-bus pariwisata. Sehingga nanti untuk menuju ke lokasi destinasi, para penumpang beralih ke shuttle maupun mikrolet.
“Saat ini satu titik yang kita siapkan untuk rest area itu di Stadion Brantas. Sehingga kami juga bisa melakukan ramp check untuk memperketat pengawasan kelayakan bus,” kata Mamad.
Dia berharap ke depan khususnya untuk bus-bus dari luar Kota Batu ketika masuk destinasi wisata wajib menunjukkan surat layak jalan. (WL)
Editor : Intan Refa
