NewsPemerintahan

Siklon Tropis Senyar, Ini Penjelasan BMKG untuk Wilayah Jawa

ilustrasi badai. (unsplash.com/NeenuVimalkumar)
ilustrasi badai. (unsplash.com/NeenuVimalkumar)

CITY GUIDE FM, KOTA BATU – Siklon Tropis Senyar yang memicu bencana besar di wilayah Sumatra menjadi pengingat bahwa Indonesia, yang selama ini dianggap aman dari badai tropis, sebenarnya tetap memiliki potensi terdampak fenomena tersebut. Selama ini, wilayah yang berada dekat garis khatulistiwa seperti Indonesia dikenal relatif imun terhadap pembentukan siklon karena pengaruh gaya Coriolis yang lemah.

Namun kemunculan Senyar menunjukkan bahwa anomali cuaca dapat terjadi kapan saja, terlebih di tengah perubahan iklim global. Prakirawan BMKG Juanda, Arif Krisna menjelaskan bahwa siklon tropis umumnya terbentuk di wilayah lintang menengah ke atas. Seperti Filipina, Thailand, Vietnam hingga Jepang. Negara-negara tersebut berada di jalur aktivitas badai Pasifik Barat sehingga setiap tahun rutin dilanda typhoon.

“Kalau untuk daerah Jawa, saat ini memang tidak terdeteksi atau tidak terpantau adanya bibit-bibit siklon tropis, Mas. Secara umum, siklon tropis itu terjadi di lintang menengah ke atas,” jelas Arif.

Ia menambahkan, fenomena serupa juga terjadi di bagian selatan bumi. Negara seperti Australia rutin mengalami badai saat musim panas, terutama di wilayah Northern Territory dan Queensland. Namun kondisi terkini menunjukkan bahwa sistem cuaca di wilayah selatan Indonesia masih tergolong aman.

“Untuk badai semacam ini, saat ini di wilayah Australia masih terpantau tekanan rendah saja. Jadi belum masuk kategori siklon tropis. Saat ini justru siklon tropis yang aktif berada di Laut Cina Selatan,” ujarnya.

Siklon Tropis Senyar yang melanda Semenanjung Malaka menyebabkan sejumlah wilayah—mulai dari Aceh, Sumatra Utara hingga Sumatra Barat—mengalami bencana besar. Hingga 30 November lalu, tercatat 442 orang meninggal dunia dan 402 orang masih hilang. Meski didesak beberapa kalangan untuk menjadikan bencana nasional Pemerintah Indonesia hingga kini hanya menetapkan sebagai bencana lokal provinsi.

Reporter: Asrur Rodzi

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Back to top button