KesehatanNews

Segudang Manfaat Buah Jamblang, yang Kini Hampir Punah

buah jamblang
buah jamblang ( foto : Alodokter )

CITY GUIDE FM – Buah jamblang atau mungkin lebih familiar dengan buah duwet atau juwet sepintas mirip anggur. Hanya sedikit memanjang dan memiliki warna ungu kehitaman yang pekat. Buah jamblang yang kaya manfaat ini sekarang sudah relatif langka.

Buah ini banyak tersebar di Asia Tenggara hingga India. Di Amerika buah ini umumnya menjadi makanan penutup seperti pudingĀ atau es buah. Tanaman yang bernama latin Syzygium cumini Linn ini termasuk dalam bangsa jambu-jambuan.

Dahulu tanaman ini mudah sekali ditemukan di Indonesia. Tetapi sekarang keberadaannya mulai sulit dicari. Hal ini karena jarang ada upaya budidaya kembali oleh masyarakat sehingga regenerasi dari tanaman ini juga sangat sedikit.

Baca juga :

Jamblang oleh dunia Internasional dalam IUCN (International Union for Conservation of Nature) pernah masuk daftar merah sebagai jenis terancam punah di tahun 2018 dan sekarang masuk kategori sebagai Least Concern Species alias jenis yang paling terabaikan.

Padahal, jamblang memiliki segudang manfaat. Hampir seluruh bagian tumbuhan tersebut mempunyai banyak kegunaannya. Melansir dari beberapa sumber, berikut ini manfaat jamblang:

  1. Bagian kulit kayu bermanfaat untuk mengobati penyakit gula darah.
  2. Daunnya berguna sebagai antioksidan, anti virus, anti inflamasi (penghilang radang), mampu menurunkan kadar gula dalam darah, mengobati konstipasi, dan menghilangkan alergi
  3. Buahnya kaya akan kandungan antosianin yang penting sebagai antioksidan, anti kanker dan menangkal radikal bebas.
  4. Zat antosianin yang memberikan warna ungu pada kulit buah jamblang, juga merupakan sumber pewarna alami dalam industri pembuatan makanan.
  5. Mengandung Vitamin C, Vitamin A, Riboflavin, kolin, asam folat, asam amino, natrium, kalium, kalsium, posfor, zat besi, seng, dan mangan
  6. Kayu pohon jamblang tergolong ke dalam jenis kayu yang istimewa karena sangat kuat dan tahan dari air dan rayap.

Penulis : Miftachul Ni’mah (magang)

Editor : Intan Refa

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Back to top button

Radio



x