Sampah Pasca Karnaval Jadi Tanggungjawab Desa/Kelurahan

CITY GUIDE FM, KOTA BATU – Permasalahan sampah di Kota Batu kembali jadi sorotan pasca kegiatan masyarakat, mulai dari selametan desa hingga karnaval. Lonjakan volume sampah terlihat jelas pada momen Bantengan Nuswantoro yang berlangsung awal Agustus lalu (3/8/2025). Hanya dalam semalam, sampah yang terkumpul mencapai 5,2 ton.
Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Batu pun menyusun strategi khusus. Mulai sekarang, setiap desa dan kelurahan wajib mengolah sampahnya sendiri melalui TPS3R (Reduce, Reuse, Recycle) yang berada di tiap desa/kelurahan. Ini sejalan dengan kebijakan baru, bahwa pengelolaan sampah tidak lagi terpusat di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Tlekung.
Kepala DLH Kota Batu Dian Fachroni menegaskan kebijakan ini ‘memaksa’ desa dan kelurahan harus lebih mandiri. Kini DLH sendiri berperan sebagai sistem pendukung tak lagi jadi pemain utama dalam pengelolaan sampah.
“Kalau tingkat desa saya berharap seluruh kepanitiaan yang dibentuk harus ada tim kebersihannya. Kita support sistemnya, kendaraan road sweeper pasti akan turun. Artinya setelah sampah terkumpul bukan lagi beban TPA, tapi beban TPS di masing-masing desa dan kelurahan,” jelas Fachroni.
Meski sifatnya baru sebatas anjuran, pihaknya berharap persiapan kegiatan masyarakat tidak hanya fokus pada jalannya acara. Tetapi juga memikirkan penanganan pasca kegiatan.
“Tim pasti akan turun. Jadi kita punya empat tim ruas yang kami perbantukan 5-8 orang di masing-masing tim, tergantung besar kecilnya karnaval,” terangnya.
Selain soal pengelolaan sampah, alumnus Universitas Indonesia itu juga menyinggung problem klasik di setiap karnaval yakni ketepatan waktu. Menurutnya, keterlambatan jadwal tak jarang mengganggu pola kerja petugas kebersihan.
“Misalnya karnaval di Desa A jadwalnya 9 Agustus, tapi kadang molornya sampai 10 Agustus. Itu menyulitkan kami dalam menata petugas kebersihan karena akadnya di hari itu, sementara petugas lain sudah ada aktivitas rutinnya,” jelasnya.
Dengan pola baru ini, pengelolaan sampah di Kota Batu diharapkan lebih terarah. Desa dan kelurahan tidak hanya sebagai penyelenggara acara, tetapi juga ikut bertanggung jawab dalam menjaga kebersihan lingkungannya.
Reporter: Asrur Rodzi
Editor: Intan Refa