Ribuan Bayi Kota Malang Terancam Stunting, Ada Apa?
CITY GUIDE FM, IDJEN TALK – Pemkot Malang masih terus berupaya untuk menuntaskan angka stunting. Dalam Idjen Talk bertajuk “Ribuan Bayi Kota Malang Terancam Stunting, Ada Apa?“, Kepala Dinas Kesehatan Kota Malang dr Husnul Muarif menyampaikan, berdasarkan data Aplikasi E-Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (E-PPBGM), angka bayi stunting di Kota Malang pada tahun 2022 mencapai 9,8 persen, dan turun menjadi 9,3 persen PADA tahun 2023.
“Pemkot Malang sudah melakukan skrining remaja putri mulai kelas 3 SMP hingga 1 SMA sebanyak 22 ribu siswi, untuk melihat berapa persen siswi yang mengalami anemia. Selanjutnya akan diberikan tablet Fe serta sosialisasi mengenai kesehatan reproduksi,” papar dr Husnul.
Selain itu, pihaknya juga melakukan kerjasama dengan Kantor Kemenag Kota Malang, untuk melakukan pembinaan calon pengantin (catin). Termasuk melakukan pemeriksaan dasar termasuk pemeriksaan kadar Hb, dan untuk melihat catin yang berpotensi stunting.
Baca juga :
Sementara itu, Kaprodi S2 dan S3 Sosiologi UMM Prof Dr Oman Sukmana menjelaskan, stunting bukan hanya persoalan kesehatan, namun juga masalah sosial dan ekonomi. Contohnya saat ini banyak keluarga yang tidak mampu memenuhi kebutuhan nutrisi bayi, karena faktor ekonomi.
“Faktor sosial seperti pernikahan dini, ketidaksiapan calon ibu, hingga minimnya persiapan keluarga dalam pemahaman pola asuh. Persiapan pra nikah, kesenjangan sosial ekonomi, permasalahan sanitasi, dan masalah sosial lainnya, ” ungkap Prof Oman.
Sosialisasi harus terus digencarkan untuk memodifikasi perilaku masyarakat. Terutama dalam pemahaman kebutuhan nutrisi calon ibu hingga bayi dan pemahaman mengenai pola parenting untuk mencegah stunting. (YOLANDA OKTAVIANI)
Editor : Intan Refa, Kornelia Midun
Simak juga tema Idjen Talk lain :