CITY GUIDE FM, IDJEN TALK – Maraknya muda-mudi yang mengajukan dispensasi nikah alias menikah dini akibat hamil, memang patut jadi perhatian. Hal ini juga menimbulkan keprihatinan sekaligus kekhawatiran sejumlah pihak.
Dalam Idjen Talk bertajuk “Ribuan Remaja Hamil Duluan Ajukan Nikah Dini, Salah Siapa?”, menghadirkan sejumlah narasumber. Kaprodi Sosiologi FISIP UMM Luluk Dwi Kumalasari menjelaskan lingkungan remaja sangat mempengaruhi perilakunya.
“Sekarang ini sudah saatnya ada pendidikan seks. Bukan saatnya lagi kita menganggap itu tabu, masih banyak di luar sana ketika bicara seks itu dianggap aneh,” terang Luluk.
Dia merasa sangat miris melihat remaja sebagai penerus bangsa, salah pergaulan sampai akhirnya married by accident (MBA). Sementara itu, Kabid Pemenuhan Hak dan Partisipasi Anak DP3A Kabupaten Malang Sari Ratih juga menganggap perlunya pendidikan seksual.
Baca juga :
Dia juga bersama dinas pemberdayaan desa berusaha memastikan hak anak terpenuhi dengan penilaian desa ramah anak. Sejauh ini, pihaknya melakukan sosialisasi tidak hanya menyasar pada anak-anak, tapi juga pada orang tua. Mengingat pengajuan pernikahan dini juga salah satunya keinginan dari orang tua.
“Kalau bicara data dari Kemenag Kabupaten Malang sampai Desember 2022 yang lalu, total ada 70 dispensasi nikah dini dengan mayoritas sudah hamil duluan,” jelas Sari.
Anggota Divisi KDD Laskar Anak Kabupaten Malang Bima Satria Saputra menjelaskan dalam forum Laskar Anak punya tugas dalam merespon permasalahan anak yang terjadi di lapangan. Seperti pernikahan dini sampai kekerasan seksual.
Dalam forum ini, anak juga sebagai pelapor dan pelopor, sekaligus ada program konsuler sebaya. Program ini khusus untuk ruang dengar cerita-cerita dari teman sebaya. Bima menambahkan menurut cerita beberapa anak, pengajuan dispensasi menikah memang banyak bukan hanya karena hamil duluan. Tapi juga banyak karena perjodohan dari orang tua. (WL)
Editor : Intan Refa
Simak juga tema Idjen Talk lain
