Ramai Potensi Gempa Megathrust, Bagaimana Menyikapi?
CITY GUIDE FM, IDJEN TALK – Belakangan ini isu soal gempa besar atau Megathrust terus bergaung. Hal ini tentu menimbulkan kekhawatiran akan dampaknya pada masyarakat. Penata Penanggulangan Ahli Muda BPBD Kabupaten Malang Yulius Dharmawan menyikapi setelah mendapatkan informasi gempa Megathrust itu, pihaknya langsung bergerak.
“Seperti melakukan sosialisasi kepada warga di daerah pesisir,” kata Yulius.
Kabupaten Malang sendiri juga sudah memiliki empat Early Warning System (EWS) yang tersebar di area pantai. Antara lain Pantai Ngliyep, Pantai Balekambang, Pantai Tamban dan Pantai Panjang. Melalui EWS itu pihaknya rutin melakukan pantauan.
Bahkan EWS yang berada di Pantai Balekambang dan Ngliyep terkoneksi dengan sebuah aplikasi, sehingga dapat melakukan pengecekan kapanpun. Di sisi lain, pihaknya juga membentuk Forum Pengurangan Risiko Bencana Tingkat Desa yang terdiri dari 106 desa.
Sementara itu, Kepala BMKG Stasiun Geofisika Karangkates Malang Ma’muri mengatakan tercatat sepanjang 2024 ini, terdapat 5.421 gempa di wilayah Jawa Timur. Tapi dari ribuan kejadian itu, hanya 58 gempa yang terasa oleh masyarakat.
“Dominasi wilayah gempa itu terjadi di Bawean,” kata Ma’muri.
Sedangkan wilayah Malang Raya, ada 3 kali gempa yang terasa oleh masyarakat. Kepala Pusat Studi Kebumian dan Mitigasi Bencana UB Prof Adi Susilo mengatakan gempa terdiri dari tiga jenis. Yaitu gempa dangkal, menengah dan dalam.
“Sedangkan gempa Megathrust sendiri merupakan gempa dangkal,” jelas Prof Adi.
Dia mengatakan gempa bumi dangkal di patahan turun, maka ini dapat berpotensi pada bencana Tsunami. Wilayah Malang memang rawan terhadap gempa. Tapi masyarakat tidak perlu terlalu cemas apalagi sampai melumpuhkan perekonomian. Melainkan tetap waspada dan menyiapkan mitigasinya. (WL)
Editor : Intan Refa