CITY GUIDE FM, KOTA MALANG – Kerusuhan mahasiswa Universitas Tribhuwana Tunggadewi (Unitri) di kawasan Tlogomas pada Minggu malam (26/6) membuat masyarakat setempat merasa takut. Bahkan tidak sedikit masyarakat yang menyuarakan keresahannya di media sosial.
Kabag Ops Polresta Malang Kota Kompol Supiyan mengatakan pihaknya telah berkoordinasi dengan sejumlah tetua. Hal ini bertujuan agar para tetua atau tokoh tersebut menyampaikan pada warganya agar saling mengendalikan diri.
“Percayakan semua proses hukum kepada pihak kepolisian. Artinya menjaga situasi aman itu harus berkolaborasi dengan semua pihak,” kata Supiyan kepada reporter City Guide FM.
Baca juga :
Supiyan telah melakukan mediasi dengan warga Kelurahan Tlogomas, untuk bersama-sama menjaga keamanan dan kondusifitas. Mediasi tersebut berlangsung di Polsek Lowokwaru, dan sudah ada titik temu dan kesepakatan.
Dari isi hasil pertemuan ini ada beberapa poin. Pertama, pihak kampus Unitri menyatakan permohonan maaf kepada masyarakat setempat. Kedua, pihak kampus bersedia bertanggung jawab untuk melakukan pembinaan mahasiswa daerah lain yang ada di Kota Malang.
“Ketiga, tanggung jawab secara perdata akibat timbulnya keributan tersebut. Mungkin mengganti biaya pengobatan dan lainnya. Sanggup untuk mengganti biaya itu,” terang Supiyan.
Pihaknya pun juga menambah jumlah personel sebanyak 120 personel gabungan. Terdiri dari Polresta Malang Kota, Kodim 0833, dan Satpol PP yang disiagakan pasca kerusuhan mahasiswa Unitri.
“Tujuannya memberikan rasa aman dampak atau pasca dari kejadian ini. Kita jamin kepada masyarakat agar tidak ada rasa takut, jangan cemas dan khawatir beraktivitas. Patroli juga ditingkatkan,” pungkasnya.
Reporter : Oky Novianton
Editor : Intan Refa
