CITY GUIDE FM, KOTA BATU – Ratusan PKL dan juru parkir (jukir) di Alun-Alun Kota Batu berunjuk rasa di depan Graha Pancasila Balai Kota Among Tani, Selasa (15/7/2025) siang tadi. Mereka menuntut adanya sosialisasi soal kebijakan gate parkir yang akan diterapkan di Alun-Alun Kota Batu.
Koordinator PKL Alun-Alun Kota Batu Puspita Herdisari mengatakan mereka memprotes kebijakan gate parkir yang tidak didahului dengan sosialisasi.
“Kami di sana untuk meminta kejelasan atas kebijakan yang dibuat tanpa kajian dan tanpa sosialisasi terlebih dahulu,” jelasnya.
Menurut Puspita, gate parkir ini justru berpotensi menimbulkan kemacetan di Alun-Alun Kota Batu, terutama saat akhir pekan. Karena jalur keluar masuk kendaraan akan hanya melalui Jalan Sudiro dan Jalan Munif.
“Makanya, uji coba dulu. Jangan semua langsung diputuskan. Kalau diuji coba dan dirasa bisa mengurai kemacetan, kami akan mengikuti. Tapi kalau tidak berjalan dengan baik, ya sama-sama legawa,” ujarnya.
Menanggapi hal itu, Kepala Dinas Perhubungan Kota Batu Hendry Suseno membenarkan aksi massa tersebut.
“Kedatangan mereka intinya ingin ada kejelasan terkait tindak lanjut peraturan wali kota (perwali) tentang gate parkir di alun-Alun,” jelasnya.
Namun, bagaimana respon terhadap permintaan warga tersebut? Hendry hanya menyatakan akan menampung aspirasi mereka.
Memang, kebijakan palang pintu otomatis atau gate parkir itu merupakan salah satu program Wali Kota Batu Nurochman untuk meningkatkan PAD (Pendapatan Asli Daerah) Kota Batu. Sebab, Ketua Fraksi Golkar DPRD Kota Batu Didik Mahmoud mempertanyakan perolehan retribusi parkir masih relatif rendah.
Pendapatan parkir di Alun-Alun Kota Batu selama tiga bulan terakhir sebanyak 16 titik hanya mencapai Rp80,2 juta saja. Sedangkan di titik lain, seperti di depan Mall Plaza Batu yang berada di samping alun-alun pun lebih kecil hanya mencapai Rp69 juta.
Reporter : Asrur Rodzi
Editor : Intan Refa
