Idjen TalkNews

Pilwali Kota Malang : Mencari Pemimpin Pro Perempuan dan Anak

Idjen Talk edisi 23 Oktober 2024, "Pilwali Kota Malang : Mencari Pemimpin Pro Perempuan dan Anak"
Idjen Talk edisi 23 Oktober 2024, “Pilwali Kota Malang : Mencari Pemimpin Pro Perempuan dan Anak”

CITY GUIDE FM, IDJEN TALK – Semakin dekat pada masa pemungutan suara wali dan wakil Kota Malang, masyarakat harus semakin jeli membaca program-program kerjanya. Dalam Idjen Talk edisi 23 Oktober 2024, Radio City Guide menghadirkan tiga calon wakil wali Kota Malang untuk menyampaikan gagasannya. Terutama soal perempuan dan anak.

Calon Wakil Wali Kota nomor urut 1, Ali Muthohirin memaparkan ada 3 program yang fokus pada isu perempuan dan anak. Ada program Ngalam Tahes untuk memastikan kesejahteraan perempuan dan anak yang fokus pada posyandu balita, lansia serta remaja.

“Ada juga Program Ngalam Ngopeni yang nantinya akan memberikan santunan kematian dan kelahiran untuk keluarga kurang mampu,” kata Ali.

Termasuk juga Program Ngalam Pinter yang memberikan beasiswa kepada anak-anak di Kota Malang. Sementara itu, Calon Wakil Wali Kota nomor urut 2, Ganis Rumpoko menjelaskan sejumlah program kerja jika nanti terpilih.

“Kami akan membentuk Puskesmas Mental untuk menangani kesehatan jiwa di Kota Malang,” kata Ganis.

Dia juga akan membentuk safe house untuk menampung korban KDRT perempuan. Sedangkan calon wakil wali kota nomor urut 3, Dimyati Ayatullah beranggapan bahwa program yang ada tetap harus berlanjut.

“Jika setiap pemimpin ada program baru, maka harus mulai dari nol lagi. Begitu pula dengan program terkait perempuan dan anak,” kata Dimyati.

Maka, program yang sudah berjalan ini akan lebih dimaksimalkan lagi. Khususnya jemput bola pasien untuk memberikan tindakan yang cepat. Intinya, pihaknya memastikan masyarakat Kota Malang hidup nyaman dan tercover semua kebutuhannya. Sehingga ibu dan akan akan terayomi.

Menanggapi gagasan ketiga pasangan calon wakil wali Kota Malang, Guru Besar Ilmu Pemerintahan Universitas Muhammadiyah Malang Prof Tri Sulistyaningsih beranggapan kehadiran pemerintah dalam menjamin hak dan kewajiban anak dan perempuan sangat penting.

“Mengingat saat ini gender gap juga masih terasa,” katanya. (WL)

Editor : Intan Refa

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Back to top button