Perlukah Ada Aturan Berpakaian Saat Karnaval Dipertegas?
CITY GUIDE FM, IDJEN TALK – Event karnaval sudah sewajarnya menjadi momen menyenangkan dan edukatif. Tapi belakangan, sebagian masyarakat merasa event karnaval ini justru mengganggu dan melenceng dari aturan tradisi kirab dulu.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Malang Suwarjana menegaskan memang karnaval itu bukan hanya sekedar hiburan. Melainkan juga sarana edukasi pada masyarakat.
“Jangan sampai mempertontonkan yang tidak seharusnya. Seperti memakai pakaian adat tapi kurang pantas. Soalnya penontonnya ada juga anak-anak. Khawatir mereka akan merekam apa yang mereka lihat,” kata Suwarjana.
Jangan sampai pula membenarkan apa yang sebenarnya menyimpang. Tentu ini menjadi evaluasi bagi Suwarjana. Dia berencana akan mengeluarkan surat edaran terkait pelaksanaan karnaval dalam waktu dekat.
Budayawan Isa Wahyudi juga menyayangkan munculnya “kreasi” masyarakat yang justru keluar dari norma. Seperti memakai kebaya dan jarik mini yang belahannya sampai pangkal paha. Begitu juga pemilihan musiknya yang mayoritas malah musik DJ yang kurang tepat.
“Momen kemerdekaan ini seharusnya menjadi ajang promosi budaya yang baik. Bukan malah menggunakan pakaian yang kurang pantas,” tegasnya.
Sementara itu, Guru Besar Sosiologi UMM Prof Vina Salviana mengatakan perlu ada sosialisasi memakai pakaian adat yang benar saat karnaval di sekolah maupun RT/RW.
“Pakaian adat itu sudah ada pakemnya. Sehingga tidak perlu ada modifikasi-modifikasi, karena memiliki makna di setiap bagiannya,” kata Prof Vina.
Perlu ada yang meluruskan soal pakaian adat yang tentunya memiliki makna tersendiri, mulai dari status sosial dan ekonomi. Ketika ada padu padan yang terlalu bebas, khawatirnya akan mengurangi nilai yang ada. (WL)
Editor : Intan Refa