Budaya dan PariwisataNews

Perbedaan Basa Walikan Gaul Ala Malang dan Jogja

ilustrasi bahasa (freepik.com/azerbaijan_stockers)
ilustrasi bahasa (freepik.com/azerbaijan_stockers)

CITY GUIDE FM – Bagi Arema, boso walikan atau osob kiwalan menjadi kebanggan dalam berkomunikasi. Namun tahukah kamu kalau Jogja juga punya basa walikan? Oktober 2023 lalu, Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo berinteraksi di media sosial X dalam rangka ulang tahun Ganjar ke-55. Keduanya saling menyelipkan basa walikan khas Jogja seperti ‘dab’ dan ‘poya mothig’. Berikut ini penjelasan perbedaan basa walikan ala Malang dan Jogja :

Sejarah Basa Walikan
Bahasa Malangan sudah ada sejak pasca Kemerdekaan dan diprakarsai oleh Hamid Rusdi, pemimpin kelompok Gerilya Rakyat Kota (GRK). Pada Agresi Militer II 1949, ia mencetuskan strategi berkomunikasi dengan osob kiwalan agar percakapan antarpejuang tidak terdengar pasukan Belanda.

Sedangkan basa walikan Jogja populer pada tahun 1980-an di kalangan preman. Mereka menggunakannya supaya otoritas Orde Baru tidak mengetahui pergerakannya. Ada pula yang mengatakan bahwa bahasa ini sudah lama ada sejak masa penjajahan. Namun lama kelamaan banyak anak muda di Jogja memakai bahasa gaul walikan.

Baca juga :

Cara Membaliknya
Pada osob kiwalan, kamu hanya perlu membalikkan kata-katanya. Misalnya mas jadi sam, iyo menjadi oyi, dan sebagainya. Tetapi ada beberapa kasus yang tidak bisa dijelaskan melalui rumus tersebut, contohnya uklam kebalikan dari mlaku dan adapes dari sepeda. Jadi urutan membaliknya tidak selalu dari belakang ke depan.

Sementara basa walikan Jogja rumusnya berdasarkan pada urutan aksara Jawa, berbeda dengan Malang yang menggunakan romawi. Sebagai informasi aksara Jawa terdiri dari 20 aksara yang pada basa walikan ini terbagi menjadi dua baris, yakni :

Ha Na Ca Ra Ka Da Ta Sa Wa La
Pa Dha Ja Ya Nya Ma Ga Ba Tha Nga

Untuk penggunaannya, tukar aksara di barisan pertama ke barisan kedua begitu juga sebaliknya. Misalnya kata mas menjadi dab karena aksara ‘ma’ berpasangan dengan ‘da’, lalu ‘sa’ berubah ke ‘ba’.

Penulis : Faydina Rizki

Editor : Intan Refa

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Back to top button

Radio



x