CITY GUIDE FM, KOTA BATU – Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kota Batu mencatat realisasi Pajak Barang dan Jasa Tertentu (PJBT) di sektor perhotelan pada triwulan ketiga terbilang rendah. Hingga pekan lalu, realisasi hanya mencapai Rp30,6 miliar atau sekitar 71 persen dari target. Kondisi ini membuat proyeksi pajak hotel pada tahun depan bakal ikut terdampak.
Menurut Wali Kota Batu Nurochman, turunnya realisasi pajak hotel tahun ini berkaitan dengan kebijakan efisiensi yang berlangsung di berbagai sektor. Sehingga, imbasnya pada okupansi hotel serta kunjungan wisatawan di Kota Batu.
“Turun itu dampaknya efisiensi, jadi dampaknya multiplier. Okupansi pasti, wisata pasti, karena tamu-tamu kan mesti berhemat juga karena efisiensi itu,” jelas Nurochman (25/9/2025).
Di kesempatan lain Kepala Bapenda Kota Batu Mohammad Nur Adhim, menjelaskan bahwa awalnya target pajak hotel ditetapkan sebesar Rp45,5 miliar. Namun, dengan potensi penerimaan yang tidak terlalu tinggi, target akhirnya dikoreksi menjadi Rp43 miliar atau turun Rp2,5 miliar setelah Perubahan Anggaran Keuangan (PAK).
“Seharusnya triwulan ketiga sudah mencapai 75 persen. Realisasi agak menurun dari pada tahun lalu,” kata Adhim.
Menurut Adhim, penurunan realisasi pajak tahun ini mencapai sekitar Rp3 miliar dari tahun 2024, atau setara dengan 9-10 persen. Selama ini, pendapatan pajak hotel tidak hanya berasal dari tingkat okupansi, tetapi juga dari sewa ruang pertemuan seperti ballroom untuk seminar atau grup diskusi (FGD). Namun, banyak instansi kini mengurangi kegiatan di hotel, sehingga pendapatan ikut turun.
“Banyak faktor, seperti pemotongan perjalanan dinas (perjadin) sebesar 52 persen dan forum group discussion (FGD) mencapai 45 persen,” imbuhnya.
Reporter: Asrur Rodzi
Editor: Intan Refa
