NewsOpini

Pemimpin Ideal Kota Wisata Batu

Koordinator Akademi Pemilu dan Demokrasi (APD) Kota Batu Abdur Rochman ST MSi.

Kota Batu berdiri sejak tahun 2001. Dari sana telah dan pernah memiliki Wali Kota pertama 2002-2007 Imam Kabul, dilanjutkan Edy Rumpoko dua periode 2007-2017 dan pada tahun 2017-2022 Dewanti Rumpoko.

Praktis sejak 23 tahun berdirinya Kota Batu masih memiliki 3 Walikota, dari ketiganya ini memiliki visi dan semangat yang beragam. Wali Kota Imam Kabul menasbihkan diri, Batu menjadi Kota Agropolitan. Di mana meskipun pemerintahan kota yang seharusnya terdiri dari kelurahan, masih dapat dipertahankan lokal wisdom pedesaan.

Dengan kata lain ada nuansa pedesaan di tengah-tengah perkotaan dan memang secara regulasi diperbolehkan. Baru pada pemerintahan di bawah kepemimpinan Edy Rumpoko, Batu menasbihkan diri menjadi Kota Wisata Batu.

Di mana idiom wisata melekat saat penyebutan nama kota ini yaitu Kota Wisata Batu. Maka pada satu dasawarsa kepemimpinan beliau, pertumbuhan destinasi wisata tumbuh subur di Kota Batu baik wisata artifisial maupun alami.

Tempat wisata yang legenda yang sudah lama berdiri harus tertantang untuk berbenah diri demi mewujudkan dan menjunjung tagline Kota Wisata Batu. Dewanti Rumpoko yang melanjutkan kepemimpinan suaminya ini, mengambil semangat dari penjabaran visinya dengan tagline Kota Berjaya Desa Berdaya.

Ini artinya pemberdayaan bottom up mulai digagas sebagai berkelanjutan menguatkan pembangunan dan pemberdayaan sudah merambah di setiap sudut desa. Maka pada era ini banyak destinasi yang tumbuh berkembang dari desa/kelurahan yang ada di Kota Batu.

19 desa dan 5 kelurahan yang ada di Kota Batu berlomba-loba untuk menciptakan destinasi wisata alam yang memanfaatkan keunggulan masing-masing. Harusnya pada tahun 2022, Kota Batu melaksanakan Pemilihan Wali Kota.

Karena ada perintah undang-undang bahwa pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah dilakukan serentak seluruh Indonesia yang jatuh pada tahun 2024, maka praktis kekosongan jabatan wali kota dijabat oleh seorang penjabat yang dalam hal ini telah ditunjuk Bapak Aries Agung Paewai (Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jawa timur) selama 2 tahun ini.

Beliau banyak menjalankan perjalanan pemerintahan dan melakukan berbagai inovasi demi melanjutkan dan meneguhkan Batu menjadi Kota Wisata yang mendunia. Pada Pemilihan Wali Kota serentak tahun 2024 ini diikuti oleh tiga pasangan calon di antaranya adalah Pasangan Calon nomor 1 Nur Rochman dan Heli Suyanto, Pasangan Calon Nomor 2 Firhando Gumelar dan Rudi dan Pasangan Calon Nomor 3 Krisdayanti dan Dewa Kresna Prosakh.

Mereka sudah sah menjalani proses kontestasi dan menarik simpati masyarakat agar kelak menjadi Kepala Daerah terpilih. Tahapan kampanye selama 75 hari dan 3 kali debat sudah dilaluinya dengan baik oleh ketiga pasangan calon tersebut. Dari kampanye pertemuan terbatas, terbuka dialog dengan masyarakat dan komunitasnya serta model kampanye di media massa telah diselesaikan.

Pasangan calon nomor urut 1 Nur Rochman-Heli Suyanto (NH) yang familiar dengan tagline-nya Batu SAE ini diusung oleh Partai Kebangkitan Bangsa, Partai Gerindra dan Partai Solidaritas Indonesia. Kalau dilihat dari perolehan suara Pemilu 2024 terkumpul dukungan suara sebanyak 46.166 atau setara 33 persen dari perolehan suara sah sebagai modal awal elektabilitasnya. Terdiri dari PKB sebesar 27.170 suara, Partai Gerindra sebesar 17.531 suara dan PSI sebesar 1.465.

Pasangan calon nomor urut 2 Firhando Gumelar-Rudi (GURU) yang familiar dengan tagline Batu SEJUK ini diusung oleh 4 partai dan hasil Pemilu 2024 mengumpulkan suara sebanyak 56.864 atau sekitar 42 persen dari total suara sah terdiri dari PKS 18.416 suara, Partai Golkar 17.095 suara, PAN 11.167 suara dan Partai Demokrat 10.189 suara.

Pasangan Calon 3 Krisdayanti-Dewa (KRIDA) yang familiar dengan tagline Batu HEBAT ini diusung oleh  PDIP dengan perolehan 24.900 suara dan Partai Nasdem 8.056 suara dan didukung oleh partai non parlemen. Dengan rincian suara perolehan Pemilu 2024, Partai Gelora : 1.382, PPP : 1.269, Partai Buruh : 303, Partai Ummat : 275,  Partai Perindo : 168 suara, Partai Hanura : 136, PKN : 131, PBB : 127 dan Partai Garuda : 103 suara. Jadi total 36.850 suara dari partai pengusung dan pendukung atau setara 26 pengusung suara sah Pemilu 2024.

Dari paparan modal suara perolehan Pemilu 2024 yang dimiliki partai koalisi yang berhak dan berhasil mengusung dan mendukung Pasangan calon ini, tidak lantas hasil peroleh pada Pemilihan Kepala Daerah akan linier seperti tergambar di atas.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi keterpilihan (elektabiitas) pasangan calon, kepopuleran dari masing-masing pasangan calon dan yang berpindah pilihan setelah melihat rekam jejak atau telah menyaksikan dan tertarik akan visi misi masing-masing pasangan calon.

Disini perlu dipahami masyarakat, pemilih sangat cair dalam hal menentukan calon yang diunggulkan karena pelaksanaan pemilihan ini menganut asas masyarakat harus Langsung datang ke TPS, bersifat Umum untuk seluruh rakyat Indonesia, Bebas atas pilihan hakikinya, dan bersifat Rahasia atas pilihannya dengan penuh tanggung jawab.

Dari pasangan calon nomor 1 NH modal keterpilihannya adalah keduanya warga masyarakat yang hadir dari politisi PKB dan Gerindra asal Kota Batu yang pada Pemilu 2024. Lalu terpilih menjadi Anggota DPRD dan menyatakan ikhlas mundur demi kontestasi di lembaga eksekutif.

Mereka berdua telah beberapa periode menduduki kursi parlemen DPRD Kota Batu dan merasa punya tanggung jawab moral dan semangat yang sama untuk memajukan Kota Batu. Pasangan nomor 2 GURU memiliki latar belakang pengusaha dan politisi PAN. Keduanya menyamakan chemistry dengan semangat memajukan Kota Batu dengan berbagai inovasi kreatifnya, dengan latar belakang Mas Gum tokoh muda dan Rudi yang juga asli kelahiran Kota Batu yang Pemilu 2024 maju dan duduk di kursi legislatif adalah modal dasar yang dimilikinya.

Pasangan nomer 3 KRIDA adalah sosok Politisi dari PDIP dan Partai Nasional Demokrat. Keduanya pernah duduk di kursi DPR RI daerah pemilihan Malang raya di mana Kota Batu menjadi salah satu dapil binaannya. Dengan pengalaman menjadi Anggota DPR RI adalah bagian modal penting bagi keduanya untuk menarik simpati dan keterpilihannya khusus Kota Batu.

Perlu diingat, bahwa Pemilihan Kepala Daerah serentak ini diikuti dan juga dilaksanakan di provinsi yakni memilih Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur. Dan yang menariknya, koalisi partai politik yang diusung antara pilgub dan pilwali sebaran dukungannya tidak linier.

Sebut saja pada pemilihan gubernur kali ini, Pasangan Calon 1 (Luluk Nur Hamida-Lukmanul Khakim) diusung oleh Partai Kebangkitan Bangsa sendirian, karena memang PKB telah memenuhi syarat untuk mengusung calonnya sendiri. Sedang kalau di Kota Batu PKB berkoalisi dengan Partai Gerindra.

Pasangan Calon 2 (Khofifah Indar Parawansa-Emil Elestiano Dardak) diusung oleh Partai Gerindra, Partai Golkar, Partai Demokrat, Partai Nasdem, PAN, PKS, PPP, PSI, Partai Perindo, Partai Buruh, Partai Gelora, PBB, PKN, Partai Garuda dan Partai Prima (tak lolos verifikasi). Sedang kalau di Batu partai-partai tersebut di atas menyebar ke pasangan calon lain.

Dan Pasangan Calon nomor 3 (Tri Rismaharini-Zahrul Azhar Asumta) didukung oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Partai Hanura dan Partai Ummat. Sedang di Kota Batu ketiga partai ini terkumpul dalam koalisi yang sama. 

Dari peta koalisi, sebaran calon dan potensi keterpilihannya nanti, masyarakat sebagai yang punya hak memilih sangat cair dan bebas memilihnya. Bisa jadi pemilih akan berpindah pilihannya tidak sama seperti pada pemilu legislatif Februari 2024 lalu. Atau ada garis yang mengharuskan pilihan politik harus tegak lurus sesuai instruksi Dewan Pimpinan Pusat masing-masing partainya.

Sedangkan masyarakat (non partisan) yang berada di bawah organisasi masyarakat, kelompok maupun komunitas yang punya hak pilih ini yang kita sebut dengan floating mass. Di mana aspirasinya akan sangat rasional dalam memilih calonnya tentunya didasari dengan melihat rekam jejak, popularitasnya maupun yang bisa melakukan simbiosis mutualisme.

Kontra politik antara kelompok masyarakat tersebut dengan calon yang akan dipilihnya sehingga seluruh anggotanya bisa diarahkan untuk melakukan satu vote kepada pilihannya baik itu di Pilgub Jatim maupun di Pilwali Kota Batu.

Khusus untuk kontestasi di Kota Batu, masa kampanye sudah usai dan akan ada tahapan hari tenang, yang diberikan penyelenggara selama tiga hari. Masing-masing calon berpeluang untuk memenangkan dengan segala strateginya dan karena dari analisis semua kandidat memiliki keunggulan yang digunakan untuk mempengarui massa dalam memilih.

Dan ada kesempatan untuk warga masyarakat dari Batu, Bumiaji dan Junrejo untuk menimang, merenungkan dan akhirnya memilih, dan memantapkan diri ketika datang ke TPS pada tanggal 27 November 2024 yakin atas pilihannya untuk kemaslahatan dan kemajuan Kota Batu tercinta.

Oleh : Abdur Rochman ST, MSi

Koordinator Akademi Pemilu dan Demokrasi (APD) Kota Batu

     

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Back to top button