Pelanggar Lalu Lintas : Nakal Karena Takut atau Terbiasa?

CITY GUIDE FM, IDJEN TALK – Kanit Kamsel Polres Batu Ipda Gema Indra Winaryan menyebut total pelanggar lalu lintas mulai Januari hingga Maret 2025 tercatat ada 142 pelanggaran. Jumlah ini cenderung turun dari periode yang sama di tahun 2024.
“Pelanggar biasanya anak usia remaja. Ada yang tidak menggunakan helm, penggunaan knalpot brong, kendaraan tanpa plat, tidak memiliki SIM dan ketidaklengkapan atribut berkendara lainnya,” kata Ipda Gema.
Maka, pihaknya melakukan upaya preventif, pengaturan, penjagaan hingga patroli di titik rawan pelanggaran lalu lintas. Serta melakukan sosialisasi ke sekolah-sekolah untuk menekankan tertib berlalu lintas.
Di sisi lain, pihaknya juga melakukan pemantauan lalu lintas melalui kamera ETLE. Terbukti, cara ini mampu memberikan warning effect bagi para pengendara dan membuat mereka tersugesti untuk lebih tertib.
“Sehingga yang awalnya takut kena tilang, lalu terpaksa pakai helm dan melengkapi aturan berkendara lainnya hingga akhirnya terbiasa tertib,” lanjutnya.
Senada dengan Ipda Gema, Lady Bikers Malang Nabilah Berlian juga menyampaikan ketika ada polisi yang bertugas patroli di tiap titik simpang, mampu mentrigger pengendara untuk tertib.
Sementara Dosen Sosiologi FISIP Universitas Brawijaya Astrida Fitri Nuryani menekankan selain pengawasan dari pihak kepolisian, sanksi sosial oleh masyarakat juga tidak kalah penting. Biasanya, pelanggaran lalu lintas yang sering dilakukan merupakan bentuk kebiasaan yang telah diadaptasi berdasarkan pengalaman.
“Untuk mengikuti aturan, manusia harus mengikuti suatu proses dengan penanaman nilai dan norma sejak kecil dari lingkungan keluarga, sekolah dan lain sebagainya,” kata Asrida.
Namun jika di lingkungan terkecil membiasakan anak-anak melakukan pelanggaran, maka hal tersebut akan terus berkelanjutan. Menurutnya, seharusnya sosialisasi tertib berkendara sudah mulai dari kecil. Contohnya di TK, PAUD maupun SD belajar cara menyeberang dan mengenalkan rambu lalu lintas. Serta lingkungan keluarga yang suportif untuk melarang anak di bawah umur untuk mengemudi. (YOLANDA OKTAVIANI)
Editor : Intan Refa