Menilik Fenomena Amblesnya Jalur Lintas Selatan (JLS) Malang

CITY GUIDE FM, IDJEN TALK – Plt Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Malang R Ichwanul Muslimin menilai tanah ambles di kelok 9 JLS tidak terlalu mempengaruhi aktivitas warga sekitar. Karena jalan ini juga belum diresmikan untuk bisa dilewati oleh pengendara umum.
“Jadi masyarakat lewat di beberapa jalur alternatif sekitar JLS,” kata Ichwanul.
Begitu pun wisatawan tidak menggunakan jalur ini ketika hendak berwisata ke pantai. Tapi mereka melintasi Desa Sumberoto, Kecamatan Donomulyo. Lebih jelasnya, posisi titik tanah ambles ini berada di bagian paling barat perbatasan dengan Blitar.
“Jalan ambles ini akibat terjadinya erosi, ada pergerakan di bagian bawah tanah. Hal ini juga akibat konstruksinya yang kurang padat,” lanjutnya.
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) 1.6 Provinsi Jatim Pansela 3 Leo Aditya Mahardhika menjelaskan penyebab amblesnya kelok 9 ini akibat curah hujan yang tinggi selama 2 pekan. Leo menjelaskan ini sebenarnya titik alternatif menuju Pantai Modangan.
“Tapi saat ini masih belum dibuka secara resmi. Termasuk juga pengerjaannya juga masih terputus untuk bisa tembus sampai Kabupaten Blitar,” kata Leo.
Beruntung, panjang tanah ambles yang mencapai 60 meter dan kedalaman 122 meter ini, nihil korban jiwa. Sementara itu, Dosen Departemen Teknik Sipil Bidang Geologi Teknik Universitas Brawijaya Arief Rachmansyah menjelaskan ada kemungkinan JLS ini masuk kawasan kars atau curing (kawasan batu gamping).
“Ada juga kemungkinan tanahnya ini mengalami proses pelarutan yang secara cepat. Imbas bagian bawah ada sungai atau goa. Besok saya akan turut cek ke lokasi untuk memastikan,” kata Arief.
Arief menambahkan berdasarkan hasil dari laporan dari SDA Provinsi Jatim, memang luasan tanah ambles tidak cukup lebar, tapi cukup dalam. (WL)
Editor : Intan Refa