LifestyleNews

Mengapa Petrichor atau Bau Tanah Tersiram Hujan Enak?

ilustrasi hujan (freepik.com/Kireyonok_Yuliya)
ilustrasi hujan (freepik.com/Kireyonok_Yuliya)

CITY GUIDE FM – Kata petrichor berasal dari bahasa Yunani kuno yakni petra yang berarti batu dan ichor bermakna darah dewa. Dengan kata lain, petrichor adalah ekstrak dari batu.

Banyak orang menyukai bau tanah setelah terguyur air hujan yang khas karena memberikan ketenangan serta sensasi sejuk. Sampai-sampai menjadi pluviophile, yakni pecinta hujan dan bahkan ada parfum, sabun, sampai lilin yang memiliki aroma ini.

Melansir berbagai sumber, berikut ini beberapa penjelasan ilmiah mengapa bau hujan menenangkan dan dirasa enak :

Baca juga :

Kegiatan Manusia
Isabel Joy Bear dan Richard Thomas merupakan yang pertama kali mengenalkan kata ini. Dalam penelitiannya tentang bau hujan pada jurnal Nature of Argillaceous Odor, 7 Maret 1964.

Mereka menemukan aroma ini pada tanah liat terbakar di daerah kering dan penyulingan uap batu. Di situ terdapat minyak kekuningan yang terperangkap di bebatuan dan tanah dan bisa lepas akibat kelembapan atau percikan air.

Tumbuhan Tertentu
Selain itu, minyak petrikor juga bisa timbul karena bakteri penghuni tanah, actinomycetes dan sejumlah flora yang mengeluarkan minyak selama musim kemarau. Sehingga ketika hujan turun, minyak serta asam lemak, seperti asam stearat dan asam palmitat, akan menguap.

Ozon
Selama badai, petir mampu memecah molekul oksigen dan nitrogen di atmosfer dan kemudian akan bergabung kembali menjadi oksida nitrat. Senyawa tersebut akan berinteraksi dengan bahan kimia lain yang ada di atmosfer dan membentuk ozon yang memiliki bau tajam mirip klorin.

Oleh karena itu, kadang kita bisa mencium petrichor sebelum hujan datang. Karena kemungkinan angin badai membawa ozon turun dari awan dan mendekat, sehingga terhirup manusia.

Demikian alasan ilmiah mengapa petrichor menyenangkan dan mempengaruhi suasana hati. Di sisi lain, terdapat beberapa ilmuwan yang mengatakan rasa suka terhadap bau ini merupakan warisan nenek moyang yang bergantung pada hujan untuk aktivitas sehari-hari.

Penulis : Faydina Rizki (magang)

Editor : Intan Refa

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Back to top button

Radio



x