Membangun Budaya Ramah Wisatawan di Lokasi Wisata

CITY GUIDE FM, IDJEN TALK – Ketua Pokdarwis Kota Malang Ki Demang menyampaikan budaya ramah yang terkandung dalam Sapta Pesona menjadi salah satu kunci keberhasilan menarik wisatawan. Apalagi saat ini mengenalkan wisata relatif mudah dengan memanfaatkan viralitas di sosial media.
“Saat ini SDM yang ada di kampung-kampung tematik sudah layak dan baik mengingat mereka juga mendapatkan pelatihan dari Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kota Malang soal tata kelola wisata,” kata Ki Demang.
Salah satunya tour guide. Bahkan dalam satu kampung tematik paling tidak ada 3-5 tour guide atau satu tour leader yang sudah tersertifikasi. Dia menambahkan kampung tematik itu terbentuk berawal dari potensi yang ada di dalamnya.
“Misalnya Kampung Budaya Polowijen yang pada dasarnya sudah ada sisi sejarah dari keberadaan situs Kendedes. Kemudian Kampung Jodipan yang berawal dari lingkungan kumuhnya, kemudian berubah menjadi tempat yang indah dan menarik,” lanjutnya.
Tentunya membangun kampung tematik tidaklah mudah, karena ada banyak pengorbanan. Mulai dari materi, tenaga dan pikiran untuk mengeluarkan ide-ide kreatif.
Sementara itu, Tourismologist Universitas Brawijaya Faidlal Rahman menggarisbawahi ada beberapa reaksi masyarakat ketika muncul kampung tematik baru. Mulai dari masa euforia di mana masyarakat antusias saat awal pembangunan wisata.
“Kemudian di fase selanjutnya masyarakat mulai merasa biasa saja dengan kedatangan wisatawan. Setelah itu masuk lagi ke fase jenuh, sehingga masyarakat mulai terganggu dengan kedatangan wisatawan. Kemudian ada lagi satu titik di fase penolakan secara terang-terangan dari warga,” jelas Faidlal.
Menurutnya, fase ini wajar. Tapi edukasi soal menghargai tempat wisata itu sebenarnya bukan suatu kewajiban dari warga local saja, tapi juga dari wisatawan. Di sisi lain, perlu juga kehadiran pemerintah sebagai fasilitator dan regulator terkait aturan bagi wisatawan maupun warga local. (WL)
Editor : Intan Refa