CITY GUIDE FM, IDJEN TALK – Kasus penyalahgunaan narkoba di Kabupaten Malang tercatat semakin meningkat dalam beberapa waktu terakhir. Sulitnya memberantas narkoba hingga akar rumput, menimbulkan pertanyaan, apakah Malang menjadi episentrum narkoba? Tindakan apa saja yang telah dilakukan oleh pihak terkait untuk menekan penyalahgunaan narkoba?
Dalam Idjen Talk edisi “Malang Epicentrum Narkoba?” membahas secara mendalam terkait isu ini. Kasat Resnarkoba Polres Malang AKP Subijanto menyampaikan pengungkapan kasus peredaran dan penyalahgunaan narkoba di Kabupaten Malang terus naik. Pada tahun 2022 terungkap ada 265 kasus dan sampai awal Juni 2023 telah ada 109 kasus.
Dari pengungkapan itu mayoritas narkoba jenis sabu paling banyak disalahgunakan, dengan pengguna paling banyak usia 18 sampai 22 tahun. Artinya mayoritas pengguna narkoba adalah remaja sampai usia produktif.
Baca juga :
Karena itu sosialisasi pencegahan penyalahgunaan narkoba akan masuk dalam kurikulum pendidikan. Kepala BNN Kabupaten Malang Candra Hermawan mengatakan setiap tahun pihaknya memfasilitas dua Desa Bersih Narkoba (Bersinar).
Pihaknya memang sengaja hanya memfasilitasi dua desa karena keterbatasan anggaran. Sampai tahun 2023, sudah ada 6 Desa Bersinar terbentuk. Kata Candra, pembentukan Desa Bersinar ini menyasar daerah yang rawan peredaran dan penyalahgunaan narkoba. Seperti Singosari, Gondanglegi, Kepanjen dan Sumbermanjing Wetan.
Di Desa Bersinar itu terdapat sejumlah kegiatan. Meliputi, pemantauan oleh aparat desa, terutama jika ada mantan napi narkoba di desanya masing-masing. Selain itu, aparat desa bersama BNN Kabupaten Malang juga memberikan sosialisasi dan edukasi, untuk mencegah peredaran dan penyalahgunaan narkoba sedini mungkin.
Begitu pun, Konselor Pengguna NAPZA R Bagus Dwipananda juga mengatakan saat ini butuh program edukasi dengan memberikan pemahaman bahaya penyalahgunaan narkoba. Sehingga pihaknya berharap, jangan sampai Malang menjadi epicentrum narkoba. (AN)
Editor : Intan Refa
