Lahan Pertanian Kota Malang Terus Berkurang, Kok Bisa?
CITY GUIDE FM, IDJEN TALK – Penurunan lahan pertanian di kota Malang cukup memprihatinkan. Dalam Idjen Talk bertajuk “Lahan Pertanian Terus Berkurang, Kok Bisa?“, Kepala Bidang Pertanian Dinas Ketahanan Pangan Kota Malang Achmad Soleh menjelaskan, tahun 2011 lahan produktif Kota Malang seluas 1.300 hektar. Pada tahun 2020 turun menjadi 995 hektar, turun lagi di tahun 2022 menjadi 994 hektar, dan tahun 2023 turun lagi menjadi 985 hektar.
“Penduduk di kota Malang yang terus meningkat, sehingga lahan-lahan pertanian beralih menjadi perumahan. Termasuk juga dengan pembangunan tol seperti di Cemorokandang, luas pertanian sebagian terkikis,” jelasnya.
Kata Soleh, di tengah berkurangnya lahan pertanian, jumlah petani juga berkurang. Hal ini membuat Pemkot Malang mendorong warga, untuk menanami lahan kosong meskipun sempit, sampai membuat urban farming di dinding jalan-jalan.
Baca juga :
“Sejauh ini sisa lahan pertanian tinggal 985 hektar. Produksi yang paling banyak di Kota Malang yaitu padi, per tahunnya menghasilkan 15.469 ton,”paparnya.
Pemkot Malang mengupayakan untuk memberikan bibit-bibit unggul untuk petani. Termasuk juga pupuk bersubsidi dan pupuk organik sebagai solusi mengatasi pupuk kimia yang sekarang menurun bahkan harganya mahal.
Dosen Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian UB Sujarwo menjelaskan, sebenarnya ketahanan pangan di Kota Malang dapat menggunakan urban farming. Mengingat segi lahan juga sempit.
“Ketika rumah-rumah Kota Malang menerapkan urban farming, maka ini akan menambah nilai estetika juga,” kata Sujarwo.
Patut disyukuri Kota Malang dikelilingi oleh sumber pangan. Sehingga komoditas pangan masih tergolong aman jumlahnya. Sementara itu, pelaku urban farming Kardina Sidny Arfiyanti mengenal urban farming sejak pandemi dan juga mengedukasi orang-orang sekitarnya. Masyarakat Kota Malang dapat menggunakan sistem hidroponik, aquaponik, dan tabulampot.
” Sekarang sudah saatnya masyarakat sadar akan ketahanan pangan sendiri, jadi tidak perlu bergantung dengan pasar,” ujarnya. (WL)
Editor : Intan Refa, Kornelia Midun
Simak juga tema Idjen Talk lain :