Idjen Talk

Kota Malang Masih Minim Fasilitas Khusus Difabel

Ketua DPRD Kota Malang I Made Rian Diana Kartika
Ketua DPRD Kota Malang I Made Rian Diana Kartika

CITY GUIDE FM, IDJEN TALK – Fasilitas khusus untuk difabel di Kota Malang masih terus menjadi perbincangan sejumlah kalangan. Tidak sedikit keluhan dari penyandang disabilitas akibat minimnya fasilitas di tempat umum.

Dalam Idjen Talk edisi 13 Februari 2021, Ketua DPRD Kota Malang I Made Rian Diana Kartika menyampaikan, kelemahan kota Malang soal penanganan disabilitas berkaitan dengan pendataan. Untuk bisa menjawab adanya keluhan dari disabilitas, DPRD siap memberikan fasilitas langsung.

Lantas soal pendataan, pihaknya sudah meminta Komisi D untuk berkoordinasi langsung dengan Dinas Sosial. Apabila Pemkot Malang belum memiliki data yang lengkap, juga akan menyulitkan DPRD Kota Malang melakukan penanganan.

Baca juga :

Sebenarnya APBD Kota Malang sangat mencukupi untuk menangani disabilitas. Sehingga dia berharap Pemkot Malang benar-benar serius menangani hal ini.

Perihal data, Kabid Rehabilitasi dan Perlindungan Jaminan Sosial Dinsos P3AP2KB Kota Malang Titik Kristiani menyatakan telah mendata 2937 penyandang difabel. Data tersebut masih akan terus bertambah.

“Kami memfasilitasi pendampingan dan pemberdayaan, termasuk soal terapi bagi anak berkebutuhan Khusus, bantuan sosial sembako dan modal pemberdayaan,” terang Titik.

Sementara itu, Dosen Sosiologi FISIP UB Ucca Arawindha menilai, fasilitas khusus difabel menjadi tanggung jawab lingkungan sekitarnya. Menurutnya, fasilitas maksimal untuk difabel akan tercipta, kalau ada dukungan maksimal dari lingkungan, termasuk kebijakan yang inklusi.

“Sebelum membuat kebijakan, harus ada pemetaan kebutuhan disabilitas, dan assesment dari setiap program,” kata Ucca.

Direktur Warung Inklusi yang juga pembina disabilitas Afifah Setiani membeberkan sejumlah masalah yang disabilitas hadapi. Antara lain soal adanya sistem pembelajaran daring dan keberlangsungan usaha.

Khusus pembelajaran daring, banyak disabilitas yang merasa kesulitan. Karena mayoritas kegiatan mereka termasuk terapi, biasa secara offline. Butuh banyak bantuan pendampingan sistem pembelajaran daring di masa pandemi. (ER)

Editor : Intan Refa

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Back to top button

Radio



x