KesehatanNews

Kolesterol Bikin Pantat Nyeri, Kok Bisa?

ilustrasi nyeri pantat (freepik.com/jcomp)
ilustrasi nyeri pantat (freepik.com/jcomp)

CITY GUIDE FM – Gejala kadar kolesterol naik dalam tubuh umumnya berupa rasa nyeri di dada, kaki hingga sesak napas. Tapi, nyeri pada pantat ternyata juga dapat menjadi indikasi kenaikan kolesterol dalam darah. Hal ini karena kolesterol memiliki zat lilin yang dapat merusak pembuluh darah arteri. Zat itulah yang lama-kelamaan menumpuk menjadi plak yang dapat sebabkan rasa nyeri.

Penumpukan plak juga dapat menyebabkan terjadinya penyempitan pembuluh darah. Akibatnya aliran darah ke kaki menjadi terbatas. Penyempitan pembuluh darah akibat kolesterol disebut penyakit arteri perifer (PAD).

PAD biasanya memiliki gejala seperti rasa nyeri, kram, atau rasa tidak nyaman pada pantat. Tanda PAD yang lainnya adalah rasa sakit atau nyeri pada betis, paha dan tungkai, serta rasa terbakar atau nyeri pada kaki dan jari kaki terutama saat berbaring di malam hari.

Baca juga :

Penyempitan pembuluh darah ini juga dapat menimbulkan perubahan warna kulit, kulit terasa dingin, peningkatan kerentanan infeksi, dan adanya luka yang tidak kunjung sembuh di kaki ataupun jari kaki.

Oleh karena itu, ada baiknya jika anda menerapkan pola hidup sehat berikut untuk menghindari risiko kolesterol tinggi :

1. Rajin olahraga
Dengan berolahraga minimal 30 menit atau lima kali dalam seminggu dapat menurunkan kadar kolesterol jahat dan meningkatkan kadar kolesterol baik.

2. Menghentikan kebiasaan merokok
Merokok dapat meningkatkan kadar kolesterol jahat dalam darah meningkat. Hal ini terjadi karena zat nikotin yang terkandung di dalam rokok menghambat perjalanan kolesterol menuju hati untuk proses penyaringan. Akibatnya, kolesterol menumpuk di pembuluh darah dan menyebabkan penyumbatan pembuluh darah, serta meningkatkan risiko penyakit jantung.

3. Membatasi konsumsi makanan yang mengandung gula dan kolesterol jahat
Selain itu, sebaiknya hindari juga makanan yang mengandung gula serta makanan yang mengandung lemak jahat (lemak jenuh dan lemak trans) seperti gorengan dan fastfood.

Penulis : Alifia Nur Syafida (magang)

Editor : Intan Refa

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Back to top button

Radio



x