CITY GUIDE FM, JAKARTA – Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan RI Siti Nadia Tarmizi mengungkapkan telah menerima 356 aduan bullying di lingkungan pendidikan dokter spesialis.
Melansir Kompas TV, dari total aduan itu, 220 kasus di antaranya terjadi di rumah sakit vertikal Kemenkes. Padahal RS vertikal Kemenkes RI menjadi salah satu wahana pendidikan dokter spesialis.
“Kalau kita lihat hampir semua rumah sakit vertikal yang menjadi wahana pendidikan ini sudah dilaporkan bahwa ada peserta dokter spesialis yang mengalami bullying,” kata Nadia.
Dia juga menyebutkan sejumlah rumah sakit yang terlaporkan terjadi perundungan antara lain RSUP Dr Hasan Sadikin Bandung, RSUP Dr Kariadi Semarang. Serta rumah sakit di Manado, Medan, Makassar, Padang hingga Palembang.
Sedangkan bentuk perundungannya pun beragam, tapi yang terbanyak adalah bullying non-verbal dan non fisik. Misalnya pungutan di luar biaya pendidikan, hingga jam kerja melebihi yang seharusnya.
Ada pula bentuk perundungan verbal seperti memanggil dengan istilah atau sebutan yang tidak seharusnya keluar dari mulut seorang dokter.
“Saat ini tentunya sedang kami tindaklanjuti mengenai hal ini. Ada beberapa hal yang masih harus kita dalami, kami juga sudah memberikan tindakan mengenai perundungan ini,” lanjutnya.
Sedangkan, 145 laporan perundungan di luar rumah sakit vertikal Kemenkes RI, menurut Juru Bicara Kemenkes M Syahril mengatakan telah mengembalikannya kepada instansi terkait untuk menindaklanjuti. Selain itu, pihaknya juga menandai nama mereka dalam Sistem Informasi Sumber Daya Manusia Kesehatan (SISDMK) sebagai pelaku perundungan.
Kemenkes RI memfasilitasi bagi siapapun yang ingin mengadukan perundungan dokter melalui Whatsapp 0812 9979 9777. Atau melalui website https://perundungan.kemkes.go.id/. Pihaknya juga menjamin kerahasiaan diri pelapor.
Editor : Intan Refa