
CITY GUIDE FM, KOTA BATU – Dinas Kesehatan Kota Batu mencatat adanya tren penurunan kasus HIV/AIDS dalam dua tahun terakhir. Hingga Juni 2025, ada 38 kasus baru yang ditemukan. Jumlah tersebut turun dibandingkan tahun 2023 yang mencapai 123 kasus dan terus turun menjadi 92 kasus pada tahun 2024.
Dari jumlah tersebut, sebaran kelompok penderitanya meliputi satu pekerja seks, dua pasien TBC, dua calon pengantin, dua ibu hamil, dua lelaki seks lelaki (LSL), serta tiga pasangan dari ODHA (Orang dengan HIV/AIDS). Sedangkan selebihnya berasal dari populasi umum.
Kepala Bidang Pencegahan, Pengendalian Penyakit dan Penanganan Bencana Dinkes Kota Batu, dr Susana Indahwati menyebut penurunan tersebut merupakan hasil dari upaya pencegahan yang terarah. Terutama kepada populasi kunci yang rentan.
“Penularan HIV masih didominasi oleh hubungan seksual tanpa kondom,” jelasnya.
Oleh karena itu, Pemkot Batu secara aktif melakukan skrining HIV melalui layanan keliling Mobile VCT (Voluntary Counseling and Testing) serta pemeriksaan gratis. Layanan ini memberikan akses yang lebih mudah dan praktis bagi individu untuk menjalani pemeriksaan serta mendapatkan konseling di tempat yang nyaman. Sekalipun berada di lokasi yang sulit dijangkau.
VCT dilaksanakan setahun sekali untuk beberapa kelompok sasaran, seperti di tempat kerja, tempat wisata, pusat oleh-oleh, tempat karaoke, hotel, dan sebagainya. Program ini juga menyasar kelompok berisiko tinggi seperti WPS, LSL, waria, dan pekerja rentan lainnya.
Dr Susan menegaskan bahwa selain deteksi dini (preventif), edukasi (promotif) kepada masyarakat juga menjadi prioritas. Dua strategi itu telah berkontribusi signifikan dalam menurunkan angka kasus HIV/AIDS selama tiga tahun terakhir.
“Upaya yang sudah kami lakukan adalah memberikan aksi promotif, yakni menyampaikan informasi mengenai penyakit beserta faktor risikonya kepada anak-anak muda, terutama pada populasi yang berisiko. Sementara itu, strategi preventif dilakukan melalui skrining HIV, khususnya pada populasi kunci,” tambahnya.
Ia menambahkan bahwa Mobile VCT atau Voluntary Counseling and Testing merupakan inovasi dalam upaya pencegahan dan penanganan HIV/AIDS.
“Contohnya, VCT diadakan di tempat wisata ‘A’ sebanyak satu kali dalam setahun. Begitu pula di lokasi-lokasi sasaran lainnya. Untuk PKG, dilaksanakan setiap hari di seluruh puskesmas dan jaringan layanan kesehatan. Setiap warga mendapat satu kali pemeriksaan per tahun,” terangnya.
Susan menegaskan bahwa kegiatan ini tidak terpengaruh oleh kebijakan Pemerintah Amerika Serikat yang memblokir bantuan kemanusiaan terkait HIV di beberapa negara. Ia memastikan seluruh pembiayaan program HIV di Kota Batu bersumber dari dana dalam negeri.
“Selama ini pembiayaan obat HIV dan pemeriksaannya bersumber dari APBD, APBN, dan Global Fund. Karena USAID tidak terlibat dalam pelaksanaan program HIV di Kota Batu, maka kebijakan itu tidak berdampak pada kami,” tutupnya.
Reporter : Asrur Rodzi
Editor : Intan Refa