CITY GUIDE FM, IDJEN TALK – Belakangan ini santer berita soal mahasiswa mampu, bahkan tergolong kaya, mendapat fasilitas beasiswa KIPK yang sebenarnya untuk mahasiswa kurang mampu. Direktur Kemahasiswaan dan Alumni Universitas Negeri Malang Heny Kusdiyanti menjelaskan dalam prosedur KIP-K, Persesjen Kemendikbud Ristek No 10 Tahun 2023 tidak perlu ada survey.
“Tapi di Universitas Negeri Malang untuk sinkronisasi portofolio tetap melakukan survey dengan tujuan penerima KIPK sesuai target,” kata Heny.
Setiap tahun, jumlah penerima KIP-K itu tidak sama. Tahun 2021 hampir 1.500 penerima, sedangkan tahun 2022 turun menjadi 750 penerima. Lalu tahun 2024 naik jadi 1.500 penerima.
Baca juga :
Ada beberapa ketentuan antara lain mahasiswa harus dapat KIP-K di tingkat SMA/SMK, Punya kartu Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) atau Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem (PPKE). Serta pendapatan kotor keluarga paling besaar Rp 750 ribu per bulan.
Sementara itu, Ketua Dewan Pendidikan Kota Malang Nur Fajar menjelaskan sebenarnya KIPK bukanlah beasiswa, melainkan bantuan pendanaan. Jadi sebenarnya esensi dari KIPK itu memberikan kesempatan pada siapapun untuk bisa mengenyam pendidikan di perguruan tinggi.
“Tentunya dari pihak kampus harus benar-benar memastikan tepat sasaran dengan sinkronisasi data,” kata Fajar.
Maka, mahasiswa mulanya termasuk golongan penerima KIPK, bisa saja sewaktu-waktu dicabut dengan melihat evaluasi. Tidak sedikit juga mahasiswa yang dicabut bantuan KIPK ketika indeks pembelajaran turun atau kondisi perekonomiannya sudah lebih layak dari sebelumnya. (WL)
Editor : Intan Refa
Simak juga tema Idjen Talk lain :
