Game Online dan Masa Depan Anak: Edukasi atau Eksploitasi?

CITY GUIDE FM, IDJEN TALK – Anda tahu Roblox? Game online ini tengah populer di berbagai kalangan gamers, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Masalahnya, selain bikin candu seperti game online lain, ternyata di dalam game ini rentan pelecehan seksual secara virtual. Bahkan, pemerintah berencana memblokir game online ini untuk anak-anak.
Co-Founder game edukatif, Letsplay Indonesia Arif Bawono Surya menilai larangan memainkan game online seperti Roblox bukan solusi tepat dalam menghadapi kekhawatiran masyarakat. Pada dasarnya, gim itu merupakan ruang digital yang sama seperti media sosial.
“Rencana memblokir platform harus berdasarkan pada data dan riset yang jelas, bukan semata opini atau kekhawatiran sepihak. Potensi bahaya sebenarnya ada di seluruh platform digital. Sehingga fokus perlindungan harus pada pengawasan bukan pada pelarangan,” jelasnya.
Sejumlah platform besar sebenarnya sudah menyediakan fitur parental control dan filter untuk memastikan keamanan anak-anak saat bermain. Maka, penting bagi orang tua untuk ikut memahami teknologi.
Sementara itu menurut, Dosen Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang Retno Firdiyanti, masalahnya bukan terletak pada platform game seperti Roblox, tapi pada minimnya pendampingan dari orang tua. Kata Retno, anak-anak belum memiliki kemampuan berpikir matang sehingga bimbingan orang dewasa sangat penting.
“Orang tua juga jangan terlalu fokus pada potensi bahaya, tapi menantang diri agar mau belajar teknologi juga.Di beberapa game, justru bisa mengasah kemampuan anak dalam problem solving selama penggunaannya mendapat pendampingan dengan tepat,” kata Retno.
Sandiman Terampil dari Diskominfo Kota Malang Edwin Ardiansyah mengatakan pihaknya fokus pada upaya edukasi dan pendampingan literasi digital sebagai langkah utama melindungi anak-anak dari risiko negatif game online.
“Seperti rutin menggelar pelatihan penggunaan platform digital yang aman bagi anak dan melakukan sosialisasi langsung di sekolah-sekolah,” kata Edwin.
Kata Edwin, kolaborasi antara pemerintah, sekolah dan keluarga dalam menciptakan ekosistem digital yang aman dan sehat bagi anak-anak sangat penting. Sehingga, teknologi bisa bermanfaat secara positif tanpa harus ada kekhawatiran berlebihan. (FARICHA UMAMI)
Editor: Intan Refa