Idjen TalkNews

Duh, Pasien TBC yang Hentikan Pengobatan Bisa Alami Resisten

Idjen Talk edisi 4 September 2024, "Kampanyekan Panduan Pengobatan TBC RO BPAL/M"
Idjen Talk edisi 4 September 2024, “Kampanyekan Panduan Pengobatan TBC RO BPAL/M”

CITY GUIDE FM, IDJEN TALK – Umumnya, pasien yang terdiagnosa Tuberculosis (TBC) wajib mengonsumsi obat-obatan selama dua tahun lamanya. Dalam Idjen Talk edisi 4 September 2024, Technical Officer Global Fund TBC Kota Malang Farah Thalibah mengatakan selain masa pengobatan sangat lama, obat-obatan yang dikonsumsi mencapai 13 jenis obat per hari.

“Sehingga tidak jarang, orang mengalami kejenuhan dan akhirnya memilih berhenti pengobatan,” kata Farah.

Padahal, ketika pasien menghentikan pengobatan, justru akan membuat bakteri Mycobacterium tuberculosis menjadi kebal obat. Sebutan untuk kondisi ini adalah Tuberculosis Resisten Obat (TBC RO). Farah menambahkan, pasien TBC terbagi menjadi dua yaitu sensitif dan resisten.

“Pasien TBC yang sensitif, kemudian tidak mengonsumsi obat sesuai aturan, maka bisa berubah menjadi resisten,” lanjutnya.

Pasien yang masuk kategori resisten, tidak bisa berobat ke sembarang rumah sakit. Khusus di Kota Malang hanya RSUD Dr Saiful Anwar saja. Untungnya saat ini sudah ada metode pengobatan yaitu BPaL/M. Terdiri dari empat jenis obat yaitu bedaquiline, pretomanid, linezolid dan moxifloxacin.

“Pengobatan ini hanya butuh memakan waktu 6 bulan saja. Prosedurnya, nanti pasien akan menjalani skrining dulu, baik lewat puskesmas atau kader. Kemudian tes dahak, untuk mengetahui pasien ini sensitif atau resisten,” jelas Farah.

Sedangkan untuk pengobatan TBC secara umum, Dinas Kesehatan Kota Malang telah bekerja sama dengan 22 rumah sakit swasta, klinik dan praktik dokter mandiri. Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kota Malang Meifta Eti Winindar juga mengupayakan kemudahan pasien TBC mengakses layanan.

“Saat ini TBC memang menjadi fokus kami, mengingat kasus TBC di Kota Malang berada ranking ke 5 se-Jawa Timur,” kata Meifta.

Selain itu, pihaknya juga mengerahkan kelurahan dan kader posyandu untuk mensosialisasikan untuk meningkatkan awareness soal TBC. Mulai dari pencegahan hingga pengobatan, untuk menghindari pasien putus obat di tengah jalan. (WL)

Editor : Intan Refa

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Back to top button

Radio


x