NewsPemerintahan

Dinsos Berupaya Tekan Eksploitasi Anak di Kota Malang

Kepala Dinsos P3AP2KB Kota Malang, Donny Sandito (Foto : Oky Novianton)
Kepala Dinsos P3AP2KB Kota Malang, Donny Sandito (Foto : Oky Novianton)

CITY GUIDE FM, KOTA MALANG – Sejak isu eksploitasi terhadap anak mencuat di Kota Malang, ini menuai keprihatinan dari masyarakat. Begitu pun Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinsos P3AP2KB) turut memberikan atensi.

Kepala Dinsos P3AP2KB Kota Malang, Donny Sandito mengatakan butuh sinergi bersama dengan dinas lain untuk menekan upaya eksploitasi anak. Seperti Dinas Ketenagakerjaan dan Perindustrian, Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (Disnaker PMPTSP).

“Nanti akan bekerjasama untuk mensosialisasikan perlindungan anak sesuai dengan UU Ketenagakerjaan. Kemudian, sosialisasi ke perusahaan terkait batas usia dan pekerjaan non formal. Selain itu, kita juga bekerja sama dengan Lembaga Perlindungan Anak (LPA) yang ada di dalamnya,” ujarnya, Senin (19/06).

Di sisi lain, Satpol PP Kota Malang rutin melakukan razia khususnya pada anak penjual donat atau bakpau yang terindikasi ekspoitasi. Namun masih belum ada bukti pemaksaan terhadap anak-anak tersebut.

“Setiap kali Satpol PP melakukan operasi, anak-anak itu bilang kalau mereka melakukan pekerjaan tersebut secara sukarela. Kita pun juga sudah melakukan pembinaan kepada mereka. Kita juga tanya mengenai penggunaan uang yang mereka dapatkan untuk apa,” jelasnya.

Berdasarkan informasi yang mereka dapat, alokasi penghasilan yang mereka dapat untuk biaya sekolah. Padahal, pendidikan dasar di Kota Malang sudah tersedia secara gratis. Donny menjamin hal itu.

“Kami harap pendidik dapat memantau kegiatan anak-anak di luar sekolah dan mengidentifikasi situasi tersebut. Kami siap menerima laporan dari masyarakat 24 jam terkait masalah ini,” terang Donny.

Baca juga :

Tingkat eksploitasi pekerja anak sudah semakin berkurang

“Mereka kadang ada yang jualan terus menerus, tapi kadang ada juga yang jualan untuk memanfaatkan momen liburan, jadi tidak pasti. Itu yang bikin kita bingung (untuk menjaring) kira-kira paling puluhan, tidak sampai ratusan,” kata Yuyun, sapaan Yuni.

Alasan anak-anak itu berjualan juga bervariasi, mulai membantu ekonomi keluarga, hingga memperoleh uang untuk kepentingan pribadi, seperti akses internet.

“Ada yang orang tuanya sudah saya tanya terus jawabnya itu mereka sudah melarang berjualan, tapi mungkin juga karena mereka (anak) ini ingin internetan, dan tidak punya wifi, jadi untuk beli paketan. Tapi yang saya lihat alasannya beda-beda,” tambah dia.

Meskipun fokus pada anak-anak binaannya, Yuyun berupaya untuk mendorong para anak-anak tersebut, tetap bersekolah dan akan terus mengumpulkan data untuk lebih memahami situasi tersebut.

Terlebih, pihaknya juga memberikan pendampingan dan motivasi juga kepada orang tua agar lebih memperhatikan pendidikan anak-anak mereka.

Reporter : Oky Novianton

Editor : Intan Refa

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Back to top button

Radio



x